Di Awal Jadi Pertanyaan dengan Pilihan Lokasinya, Pembangunan Gedung KCD Pendidikan XII Dimungkinkan Alami Keterlambatan

 

Pengerjaan konstruksi pondasi yang terlambat hingga tenggat dua bulan di pembangunan gedung KCD Pendidikan XII, lantaran lahan tanah dipilih sarat bebatuan.
Tasikplus, 29 Agustus 2022
Pembangunan gedung baru Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan XI, Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, dimungkinkan berlangsung overtime (mengalami keterlambatan usainya). Pelaksaan pembangunan dihadapkan kondisi lahan tanah yang menyerupai timbunan bebatuan besar.

Sedari awal dengan pembangunan KCD ini sudah mengundang tanya sekalangan pihak. Terutama dengan penempatannya yang terkesan ngumpet. Jauh dari jalan raya dan arus melalui jalan kecil untuk sampai di lokasinya.

Ceritanya kini, pengerjaan konstruksi bangunan berjalan lambat. Lantaran struktur tanah lokasinya penuh bebatuan. Pekerjaan di awal ini fokus angkat-angkat dan pindahkan batu dengan ukuran besar-besar. Memunculkan pertanyaan tentang penyiapan tanah yang tak dilakukan pengujian.

Pelaksana pembangunan dikerjakan CV Mandiri Jaya Abadi. Dalam keterangan kepada awak media massa, General Superintendet (GS) CV Mandiri Jaya Abadi, Pendi, buka-bukaan pihaknya cukup direpotkan dengan garapan beratnya mengangkat dan memindahkan bebatuan di lahan itu.

Pengakuan ia hingga merasa terjebak mendapati garapan ini. Pekerjanya cukup direpotkan hingga dalam tenggat dua bulan terus terfokus angkat-angkat batu guna memulai pengerjaan pondasi bangunan. Padahal dalam perhitungan semula, di tenggat ini sudah ke garapan atas pengerjaan dinding-dinding bangunan ke atas.

Jadi pertanyaan dengan penyediaan lahan yang terkesan absen pengujian. Misal dengan sondir (soil test), pengujian geolistik, sehingga struktur tanah diketahui, menapaki tahapan itu takkan ada pihak dirugikan. Konsekwensinya sekarang jelas berefek ke anggaran pekerjaan.

Pada ujung pernyataan pelaksana itu memungkinkan, pengerjaan mengalami keterlambatan. Meski secara prinsif, ia menyatakan siap bertanggung jawab menyelesaikan gedung KCD. Namun, pihaknya sangat berharap diberikan konvensasi perpanjangan waktu pelaksanaan.

“Iya, kita siap bertanggung jawab menyelesaikan pembangunan gedung KCD ini namun cukup diharapkan ada perubahan atau penambahan waktu pelaksanaan,” jelas Pendi.

Sekilas dengan kondisi pekerjaan di lokasi itu, bebatuan terus didapati pada galian-galian pengerjaan pondasi. Memerlukan penanganan ekstra hingga menggunakan alat berat. Ada batu yang hampir sampai seukuran backhoe.

Ada riset lahan
Kepala KCD XII Disdik Jabar, Abur Mustikawanto, saat dihubungi menyatakan, ikhwal pemilihan lahan gedung KCD di samping SMAN 10 ini setelah ada dua pilihan lainnya yang kemudian tidak mungkin digunakan. Terkendala soal perizinan alih kepemilikannya, dan satunya lagi jarak yang lebih jauh.

Di lokasi saat ini di wilayah Kelurahan Karikil, Kec.Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang berjarak sekitar 2 km dari jalan raya ruas provinsi, katanya, dalam pertimbangan awal kelak akan lebih dekat ke ruas tol Bandung-Tasik (Cigatas), jika sudah terbangun.

Ia membantah pemilihan lahan ada kepentingan-kepentingan di luar aspek proporsionalitas, seperti titipan pihak tertentu. Kemudian, menanggapi kerepotan pelaksana pembangunan dengan bebatuan di lahan itu, aku Abur, sebelumnya sudah diadakan riset tanah.

“Mengenai kondisi lahan yang cukup penuh bebatuan, ini sudah sampai kepada PPK dan pengawas. Kita dengar sudah ada pembahasan ikhwal kemungkinan kebijakan waktu dari semula pembangunan usai November, menjadi Desember 2022,” sebutnya.

Abur sempat menegaskan, pihaknya sangat berharap juga pembangunan selesai tepat waktu. Pasalnya kalau tak selesai akan merugikan pihak kontraktor. Di sisi lain, kontrak bangunan KCD saat ini di Jl.Sutsen Kota Tasikmalaya, akan berakhir pada Desember nanti. gus
 

0 Komentar