Neni Nuraeni, rektor Umtas |
Bukan sosok baru ibu ini bagi warga kampus beralamat di Jl Tamansari itu. Dosen senior di Fak.Kesehatan Umtas ini, sebelumnya antara lain sempat menduduki posisi wakil rektor Umtas, dan ketua STIKes yang jadi embrio berdirinya Umtas.
Bagaimana yang dirasakan dengan kepercayaan di posisi ini, kemudian sebelumnya sempat bermimpi mimpin Umtas? “Ah enggaklah,” spontan Neni, ditanya Tasikplus.com, saat bertemu di ruang kerjanya, belum lama ini.
Ia kemudian menjelaskan, semata awalnya terdorong untuk berpartisipasi dalam pilrek. Sejak tahap bakal calon asal fakultas kesehatan seleksinya diikuti. Ternyata sejumlah tahapan bersama 11 orang bakal calon lainnya, ia yang harus terpilih.
Ada seleksi di tingkat fakultas, penjaringan/pengujian oleh panitia pemilihan, penetapan calon tingkat universitas, pengujian oleh DPW Muhammadiyah Jabar, pengujian senat kampus, hingga terakhir di Majelis Dikti PP Muhammadiyah, sekaligus penetapan.
“Jadi awalnya, saya semata bermaksud berpartisipasi. Didorong rekan-rekan juga. Enggak ambisi lah. Apalagi para calon lain sebagian dengan jenjang akademik di atas saya. Dan, sebelumnya saya pun sudah bertekad cukup beraktivitas di fakultas saja,” ulas Neni.
Tapi, ketika akhirnya sekarang jadi pengemban amanah? “Ya tentu harus siap. Di Muhammdiyah itu ada keharusan, kalau sudah terpilih harus tanggung jawab dengan yang diamanahkan,” susulnya.
Transformasi Umtas
Ibu ramah ini pun seterusnya menjawab pertanyaan, terlebih dengan apa gagasan program dia membawa kampus Umtas ke depan. Adapun sejak lama Umtas punya visi, “Menjadi Universitas Unggul, Islami, dan Terkemuka pada percaturan global Tahun 2035”.
Seiring apa yang menjadi rencana induk pengembangan dalam visi (2015-2035) itu, Neni punya gagasan dalam tahapan periode 2023-2027 ini, menjadikan kampusnya national research university.
Itu pula yang ia usung di visinya saat ikut pilrek Umtas. Setidaknya gagasan dalam garapan empat tahun periodenya sebagai rektor. Dengan kekuatan internal yang ada, harapannya melakukan transformasi Umtas untuk masa depan Indonesia dan dunia.
Bertekad menjadikan kampus riset nasional berbasisi IT, tak terelak dengan dukungan kebutuhan beberapa yang jadi penunjangnya. Ada juga pengakuan, pada dua bulan berjalan ini saja sudah pula mengemuka perubahan terhadap apa yang mesti prioritas.
Beberapa usulan dari analisisnya menuju kampus riset nasional berbasis IT, kemudian sementara menyentuh wilayah permukaannya saja. Di antara kebutuhan itu menyangkut tata kelola dan tata pamong yang harus dikuatkan, pengelolaan manajemen. Pada kebutuhan lain penunjang gagasannya meliputi, bidang akademik dan kemahasiswaan, keuangan dan bisnis.
Termasuk kebutuhan manajemen perubahan. Lalu, bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, bidang umum dan SDM, riset dan hubungan mitra, baik nasional maupun internasional.
Bagaimana yang dirasakan dengan kepercayaan di posisi ini, kemudian sebelumnya sempat bermimpi mimpin Umtas? “Ah enggaklah,” spontan Neni, ditanya Tasikplus.com, saat bertemu di ruang kerjanya, belum lama ini.
Ia kemudian menjelaskan, semata awalnya terdorong untuk berpartisipasi dalam pilrek. Sejak tahap bakal calon asal fakultas kesehatan seleksinya diikuti. Ternyata sejumlah tahapan bersama 11 orang bakal calon lainnya, ia yang harus terpilih.
Ada seleksi di tingkat fakultas, penjaringan/pengujian oleh panitia pemilihan, penetapan calon tingkat universitas, pengujian oleh DPW Muhammadiyah Jabar, pengujian senat kampus, hingga terakhir di Majelis Dikti PP Muhammadiyah, sekaligus penetapan.
“Jadi awalnya, saya semata bermaksud berpartisipasi. Didorong rekan-rekan juga. Enggak ambisi lah. Apalagi para calon lain sebagian dengan jenjang akademik di atas saya. Dan, sebelumnya saya pun sudah bertekad cukup beraktivitas di fakultas saja,” ulas Neni.
Tapi, ketika akhirnya sekarang jadi pengemban amanah? “Ya tentu harus siap. Di Muhammdiyah itu ada keharusan, kalau sudah terpilih harus tanggung jawab dengan yang diamanahkan,” susulnya.
Transformasi Umtas
Ibu ramah ini pun seterusnya menjawab pertanyaan, terlebih dengan apa gagasan program dia membawa kampus Umtas ke depan. Adapun sejak lama Umtas punya visi, “Menjadi Universitas Unggul, Islami, dan Terkemuka pada percaturan global Tahun 2035”.
Seiring apa yang menjadi rencana induk pengembangan dalam visi (2015-2035) itu, Neni punya gagasan dalam tahapan periode 2023-2027 ini, menjadikan kampusnya national research university.
Itu pula yang ia usung di visinya saat ikut pilrek Umtas. Setidaknya gagasan dalam garapan empat tahun periodenya sebagai rektor. Dengan kekuatan internal yang ada, harapannya melakukan transformasi Umtas untuk masa depan Indonesia dan dunia.
Bertekad menjadikan kampus riset nasional berbasisi IT, tak terelak dengan dukungan kebutuhan beberapa yang jadi penunjangnya. Ada juga pengakuan, pada dua bulan berjalan ini saja sudah pula mengemuka perubahan terhadap apa yang mesti prioritas.
Beberapa usulan dari analisisnya menuju kampus riset nasional berbasis IT, kemudian sementara menyentuh wilayah permukaannya saja. Di antara kebutuhan itu menyangkut tata kelola dan tata pamong yang harus dikuatkan, pengelolaan manajemen. Pada kebutuhan lain penunjang gagasannya meliputi, bidang akademik dan kemahasiswaan, keuangan dan bisnis.
Termasuk kebutuhan manajemen perubahan. Lalu, bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, bidang umum dan SDM, riset dan hubungan mitra, baik nasional maupun internasional.
Neni akan memimpin kampus Umtas dalam periode empat tahun ke depan setelah terpilih dan dikukuhkan pertengahan April 2023. gus
0 Komentar