Aktivitas penggarap lahan pertanian bisa lebih bergairah jalankan usaha sebagaimana tekad keberpihakan pemerintah memberi perhatian dan insentif. |
Tasikplus.com-Sejak awal masyarakat kota ini mendengar visi-misi fokus pemerintahannya. Pada orientasi lain, pemerintahan Kota Tasikmalaya di kepemimpinan Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan dan Wakil Diky Candra Negara, pun telah menetapkan beberapa program prioritas.
Dan, menjadi tekad pemerintahan daerah ini meski iklim perkotaannya dirasa cukup terus berkembang, untuk tetap fokus memertahankan produktivitas sektor pertanian, dengan segala potensinya. Dalam beberapa even, pemimpin daerah ini menyatakan tekad terus pertahankan sektor pertanian.
Hal itu seperti halnya kembali wali kota kemukakan di puncak perayaan Hari tani 2025 tingkat Kota Tasikmalaya lalu. Selain menjadikan Hari tani sebagai momen apresiasi pada para petani, tekadnya ingin para petani di Kota Tasikmalaya tidak hanya menjadi objek tetapi juga subjek dari pembangunan pertanian.
Ekspektasinya, petani harus jadi subjek dalam dunianya dengan stimulasi yang bisa diberikan. “Kita ingin petani kita mandiri, inovatif, dan mampu mengakses teknologi serta pasar dengan lebih baik”, ujar Viman membuka gagasan menyiasati iklim garap lahan pertanian, terutama pesawahan yang kini dihadapkan tantangan sumber daya penggarap.
Harapan seterusnya pemkot ini, “Target kita bersama adalah menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai daerah yang mampu menciptakan kemandirian pangan meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat posisi pertanian sebagai pilar pembangunan daerah”, ungkapnya.
Bukan tanpa alasan wali kota memaparkan itu. Halnya ia awali sebutkan berdasar potensi, lahan sektor pertanian masih sangat besar dengan 65% wilayah Kota Tasikmalaya masih berupa lahan pertanian, seluas 11.298 hektar. Kemudian, 4.831 hektar terdiri sawah dan 6467 hektar lahan bukan sawah.
Warga penggarap atau jumlah petani di Kota Tasikmalaya tercatat 37.762 orang dengan 722 kelompok tani, dan 64 kapoktan. “Tentunya ini adalah modal besar yang harus terus kita kembangkan agar pertanian di Kota Tasikmalaya tidak hanya bertahan tetapi juga tadi berdaya saing dan berkelanjutan”, bebernya.
Ketika bicara prospek pasar paling dekat di balik potensi itu, wali kota pun mengabsen peluang di antaranya kehadiran program pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis (MBG). Viman memotivasi program itu sebagai gagasan berpihak kepada petani.
“Dengan MBG ini kita harus siap. Pemerintah Kota Tasik beserta stakeholdernya harus siap menjawab peluang dari program. MBG ini tujuannya adalah hilirisasi. Kaitannya dengan pengasil komoditi untuk menjawab kebutuhan kegiatan. Progam MBG pastinya akan banyak membutuhkan bahan pangan yang bisa dihasilkan di lahan pertanian”, sebutnya. reda/adv
Ekspektasinya, petani harus jadi subjek dalam dunianya dengan stimulasi yang bisa diberikan. “Kita ingin petani kita mandiri, inovatif, dan mampu mengakses teknologi serta pasar dengan lebih baik”, ujar Viman membuka gagasan menyiasati iklim garap lahan pertanian, terutama pesawahan yang kini dihadapkan tantangan sumber daya penggarap.
Harapan seterusnya pemkot ini, “Target kita bersama adalah menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai daerah yang mampu menciptakan kemandirian pangan meningkatkan kesejahteraan petani serta memperkuat posisi pertanian sebagai pilar pembangunan daerah”, ungkapnya.
Bukan tanpa alasan wali kota memaparkan itu. Halnya ia awali sebutkan berdasar potensi, lahan sektor pertanian masih sangat besar dengan 65% wilayah Kota Tasikmalaya masih berupa lahan pertanian, seluas 11.298 hektar. Kemudian, 4.831 hektar terdiri sawah dan 6467 hektar lahan bukan sawah.
Warga penggarap atau jumlah petani di Kota Tasikmalaya tercatat 37.762 orang dengan 722 kelompok tani, dan 64 kapoktan. “Tentunya ini adalah modal besar yang harus terus kita kembangkan agar pertanian di Kota Tasikmalaya tidak hanya bertahan tetapi juga tadi berdaya saing dan berkelanjutan”, bebernya.
Ketika bicara prospek pasar paling dekat di balik potensi itu, wali kota pun mengabsen peluang di antaranya kehadiran program pemerintah pusat, Makan Bergizi Gratis (MBG). Viman memotivasi program itu sebagai gagasan berpihak kepada petani.
“Dengan MBG ini kita harus siap. Pemerintah Kota Tasik beserta stakeholdernya harus siap menjawab peluang dari program. MBG ini tujuannya adalah hilirisasi. Kaitannya dengan pengasil komoditi untuk menjawab kebutuhan kegiatan. Progam MBG pastinya akan banyak membutuhkan bahan pangan yang bisa dihasilkan di lahan pertanian”, sebutnya. reda/adv
0Komentar