![]() |
Menandai satu sesi dalam puncak perayaan Milad Unper Ke-11, Rektor Unper Dr H D Yadi Heryadi menerima potongan tumpeng dan ucapan selamat dari anggota Pembina YUS Prof H Yus Darusman. |
Pada rangkaian puncak perayaan, Jumat siang di Auditorium Gedung Mashudi, digelar tasyakuran. Ditandai pembacaan orasi ilmiah dosen yang baru saja meraih gelar doktor. Tradisi ini sudah berlangsung biasa. Ada juga tausiyah oleh seorang pemateri. Memasuki malam harinya, ada pertunjukan wayang golek. DIlanjut keesokannya dengan Aleut-aleutan (gerak jalan sehat), baksos, dan hiburan.
Di deret depan kegiatan tasyakur binni'mah hadir jajaran pembina dan pengurus organ lembaga penaung, Yayasan Universitas Siliwangi (YUS), bersama undangan unsur pejabat dinas terkait Kota Tasikmalaya, unsur pimpinan rektorat. Tampak juga mitra kerja asal kalangan perbankan, BUMD, Muspika (Kecamatan) Tawang, dll.
“Sebelas tahun bukan sekadar angka. Ini sebuah momentum penuh makna. Saat ini kita menapak tilas perjalanan yang penuh perjuangan, pengorbanan, dan harapan”, ujar Rektor Unper Dr H D Yadi Heryadi Ir MSc, saat memberi sambutan di pembukaan acara.
Ia (perjalanan usia itu), lanjut rektor, adalah simbol kedewasaan lembaga sekaligus pengingat akan semangat awal berdirinya Unper, semangat perjuangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Membangun sumber daya unggul berbasis kearifan lokal, dan mengangkat martabat Tasikmalaya di kancah nasional maupun internasinal.
Rektor lalu mengingatkan jajarannya patut bersyukur. “Kita patut bersyukur bahwa semangat perjuangan bukan hanya menjadi nama universitas ini, tetapi juga menjadi jiwa identitas kita bersama”, katanya seraya mengemukakan pada bagian lainnya, beberapa capaian prestasi bertumbuh Unper dari waktu ke waktu.
Dalam 11 tahun Unper telah tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang diperhitungkan pada beberapa indikator di antaranya, dosen dan mahasiswa Unper berprestasi dalam penelitian, inovasi, dan kompetisi nasional. Kegiatan pengabdian masyarakat semakin dirasakan manfaatnya oleh desa-desa binaan.
Kerja sama dengan dunia industri, pemerintah, dan universitas luar negeri terus meningkat. Yang tak kalah diabsen rektor, angka penerimaan hibah eksternal ke kampusnya terus naik. di tahun ini mencapai lebih Rp 4,9 miliar. Dimulai respon usulan 29 proposal melibatkan 63 dosen, hibah penelitian dari Kemdiktisaintek. Ada juga dari Kosabangsa, hibah PTSN, hibah PISN, dll.
Menjadi penggerak perubahan
Yang menjadi ajakan rektor di bagian lainnya, tantangan dunia pendidikan semakin kompleks. Dihadapkan kini halnya, era disrupsi digital, perubahan iklim global, persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat. “Sebagai lembaga yang solid, kita tidak boleh hanya menjadi pengikut, tapi menjadi penggerak perubahan”, ucapnya.
Tantangan bagi Unper ke depan, meningkatkan mutu akademik dan riset menuju standar internasional. Memperkuat karakter dan kejuangan mahasiswa agar mereka tangguh menghadapi masa depan. Mengintergrasikan kearifan lokal (Sunda) dalam inovasi dan pengembangan ilmu modern
“Karena, kita percaya globalisasi tanpa akar budaya akan membuat kita tercerabut dari jati diri. Sebaliknya, kearifan lokal tanpa inovasi akan membuat kita tertinggal. Maka, keseimbangan yang mesti kita pilih. Ngajaga akar bari ngawangun jangjang”, sambungnya. gus
Ia (perjalanan usia itu), lanjut rektor, adalah simbol kedewasaan lembaga sekaligus pengingat akan semangat awal berdirinya Unper, semangat perjuangan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Membangun sumber daya unggul berbasis kearifan lokal, dan mengangkat martabat Tasikmalaya di kancah nasional maupun internasinal.
Rektor lalu mengingatkan jajarannya patut bersyukur. “Kita patut bersyukur bahwa semangat perjuangan bukan hanya menjadi nama universitas ini, tetapi juga menjadi jiwa identitas kita bersama”, katanya seraya mengemukakan pada bagian lainnya, beberapa capaian prestasi bertumbuh Unper dari waktu ke waktu.
Dalam 11 tahun Unper telah tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang diperhitungkan pada beberapa indikator di antaranya, dosen dan mahasiswa Unper berprestasi dalam penelitian, inovasi, dan kompetisi nasional. Kegiatan pengabdian masyarakat semakin dirasakan manfaatnya oleh desa-desa binaan.
Kerja sama dengan dunia industri, pemerintah, dan universitas luar negeri terus meningkat. Yang tak kalah diabsen rektor, angka penerimaan hibah eksternal ke kampusnya terus naik. di tahun ini mencapai lebih Rp 4,9 miliar. Dimulai respon usulan 29 proposal melibatkan 63 dosen, hibah penelitian dari Kemdiktisaintek. Ada juga dari Kosabangsa, hibah PTSN, hibah PISN, dll.
Menjadi penggerak perubahan
Yang menjadi ajakan rektor di bagian lainnya, tantangan dunia pendidikan semakin kompleks. Dihadapkan kini halnya, era disrupsi digital, perubahan iklim global, persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat. “Sebagai lembaga yang solid, kita tidak boleh hanya menjadi pengikut, tapi menjadi penggerak perubahan”, ucapnya.
Tantangan bagi Unper ke depan, meningkatkan mutu akademik dan riset menuju standar internasional. Memperkuat karakter dan kejuangan mahasiswa agar mereka tangguh menghadapi masa depan. Mengintergrasikan kearifan lokal (Sunda) dalam inovasi dan pengembangan ilmu modern
“Karena, kita percaya globalisasi tanpa akar budaya akan membuat kita tercerabut dari jati diri. Sebaliknya, kearifan lokal tanpa inovasi akan membuat kita tertinggal. Maka, keseimbangan yang mesti kita pilih. Ngajaga akar bari ngawangun jangjang”, sambungnya. gus
0Komentar