GUCiTUM5GSW7BSYoTUCpTSYp
Berita
Update

DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya Harapkan Pemerintah Konsisten di Kelangsungan Program MBG

Ukuran huruf
Print 0
H Nandang Suryana

Tasikplus.com-Tengah menjadi trending topic pada beberapa hari ini. Beberapa pihak mengkritisi program Makan Bergizi Gratis (MBG) BGN. Terutama menyertai sejumlah informasi kejadian keracunan menimpa para siswa di sekolahnya. 

Pernyataan kritik hingga ada yg mendorong pemerintah menghentikan program, usulan uangnya diserahkan kepada keluarga penerima manfaat, hingga keterangan dari gedung parlemen Senayan yang tetap menyetujui program pemerintah ini namun disertai pengawasan ketat aktivitas dapur MBG. 

Pernyataan-pernyataan mengungkap juga temuan pemicu keracunan lebih di hilir pelayanan (dapur), mulai lantaran kegiatan masak di malam hari, proses pengemasan, kontaminasi aspek nonhigienis, jarak dan jumlah pelayanan dapur yang dianggap berlebih. 

Di satu perbincangan dengan Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya, H Nandang Suryana, pihaknya termasuk yang sangat mendukung program MBG diteruskan. Ia menilai program MBG cukup positif. 

"Kita menyaksikan anak-anak di satu sekolah dalam kesamaan mendapat porsi lalu menyantap hidangan bergizi, yang akan bermakna bagi kehidupan masa depannya. Terlepas dengan dia anak kelas (strata) mana. Program ini meningkatkan gizi anak", sebut Nandang. 

Selain itu, dirinya cukup melihat uang negara beredar terdistribusi di daerah yang ini akan memacu bergerak tumbuhnya sektor ekonomi lain. Setidaknya itu dimulai dengan pendirian satu dapur MBG menyerap tenaga kerja rata-rata 50 orang. 

"Jika di Kota Tasikmalaya saja ada sekitar 74 dapur, dikali 50 orang sudah terhitung berapa tenaga kerja terserap?", urai Nandang Nandang, Rabu (24/9), di acara Peringatan Hari Tani Nasional 2025 tingkat Kota Tasikmalaya. 

Yang menjadi nilai atau makna berikutnya, absen dia, kucuran uang pemerintah ke dapur MBG ini 80%-nya dibelanjakan komoditas bahan makanan. Di sini artinya jadi peluang pasar menghidupkan produk pertanian. 

Dengan sendirinya itu akan memajukan ekonomi masyarakat dimulai masyarakat di sekitar dapur, tentunya kalangan penghasil komoditi usaha tani, atau ketertarikan masyarakat menggarap lahan. 

Lalu, kalau satu dapur dengan mereka melayani anak berkisar 3.000 orang saja dikali 74 dapur, saat pemberian menu telur misal, itu kurang lebih memerlukan 22.000 telur sehari. Dan, tak beda dengan kebutuhan lainnya seperti daging, buah, sayur, beras. 

"Sudah jelas di sini ada prospek terbukanya atau berkembangnya ekonomi kerakyatan. Ini bisa jadi pemicu petani dalam penyerapan pasar hasil usahanya. Ini akan memotivasi jumlah petani berkembang", paparnya.

Selama ini, produk usaha pertanian rakyat tak memiliki kepastian amannya pasar. "Karena itu, kehadiran dapur-dapur MBG di Tanah Air, akan menjadi pengaman dan terbukanya prospek usaha petani. Selama ini, petani gambling usahanya, karena tak ada jaminan pasti penyerap pasar produknya, juga harganya", tandas Nandang. 

Ketika panen raya, bebernya, harga jual jatuh. Saat di pasaran seret, masyarakat mendapati harga produk pangan naik. Ini lantaran tak ada stabilitas pasar dan harga jelas. "Nah, kehadiran dapur MBG bisa jadi opsi pemasaran", bahasnya.

Jika sudah iklim usaha bersinergi terbantu dapur-dapur MBG, imbuh Nandang, sangat memungkinkan lagi hadirnya kelembagaan koperasi yang bisa membantu permodalan usaha masyarakat sampai ke posisi penampung sementara hasil usaha pertanian. 

"Jadi berkenaan dengan persoalan yang memicu kondisi lain program MBG, misal itu lebih berkaitan dengan kerja di tingkat hilir (dapur), ya perhatian perbaikan terfokusnya bagaimana ke situ saja", pungkas Nandang. red 


DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya Harapkan Pemerintah Konsisten di Kelangsungan Program MBG
Periksa Juga
Next Post

0Komentar




Tautan berhasil disalin