Di lokasi itu berlangsung Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kab/Kota 2023. Dimotori sekaligus dihadiri anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendi dengan Perwakilan BKKBN Jawa Barat (Jabar).
Hadir juga di lokasinya, Ketua TPPS yang sekaligus Wakil Bupati Tasikmalaya H Cecep Nurul Yakin SPd MAP, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN RI Ahmad Taufik S.Kom MAP, Koordinator Bidang Adpin BKKBN Jabar Herman Melani SH MH, serta unsur pejabat Pemkab Tasikmalaya dan Muspika Manonjaya.
Memberikan sambutan di awal acara, setelah menyampaikan ucapan selamat datang, Cecep Nurul Yakin menyatakan, pihaknya cukup mengapresiasi kegiatan kampanye serupa ini yang dinilainya sangat membantu upaya penurunan stunting di wilayahnya.
Tak kalah ia tujukan apresiasi kepada Nurhayati dan BKKBN Jabar. “Semoga acara-acara seperti ini terus menambah kebaikan, keberkahan-keberkahan bagi kita semua”, harapnya.
Berikutnya, Ahmad Taufik mengungkapkan, banyak model kegiatan bisa digagas sampai ke berupa hiburan bagi masyarakat, di tengah ada PR besar untuk mendorong hadirnya generasi-generasi hebat ke depan, generasi berkualitas, terbebas dari stunting.
Bagaimana kemudian masyarakat paham menjaga keturunannya yang sehat, dimulai persiapan pernikahan, masa kehamilan, hingga pengasuhan, dan pemberian pola makan sehat. Harapannya, tak lagi banyak laporan kematian ibu dan bayi pada proses kelahiran.
Masih menjadi masalah di negara berkembang
Hj Nurhati menyoroti stunting hingga sekarang, masih menjadi masalah yang dialami negara-negara berkembang. Tentunya di Indonesia. Kondisi anak usia 0-59 bulan yang terdampak kekurangan gizi serta lingkungan tak baik. Ini harus terus menjadi perhatian.
Kondisi tumbuh kembang anak yang terhambat. Dampak proses kehamilam bahkan sejak pernikahan yang kurang memerhatikan kesiapan, pengasuhan tak baik, sampai asupan makanan tak bergizi seimbang dalam waktu lama.
“Kita punya target turunkan angka stunting dari sekitar 24% menjadi 14% di tahun 2024. Sekaitan ini kami berharap kerja semua pihak untuk dapat mengejar target yang sudah dekat ini”, ujarnya
Ajakan tak kalah ia tekankan bagi segenap komponen di Kab.Tasikmalaya. Pasalnya di wilayah ini masih berprevalensi tinggi, di kisaran 27%. Politisi PPP ini selebihnya mengungkapkan beberapa hal pemicu stunting.
Perhatian dimulai dilakukan bahkan semestinya sejak sebelum kehamilan atau persiapan pernikahan. Periksakan kandungan minimal enam kali semasa kehamilan. Jika terkena anemia secepatnya diberikan obat penambah darah.
Bahasan cegah stunting bahkan hingga dalam pertunjukkan wayang oleh dalang. Di daulat hadir/tampil dalam pertunjukan, Hj Nurhayati tak kalah detil mengupas berbagai hal yang bisa memicu timbulnya stunting.
Pada saat kelahiran, sebutnya, ia harus memberikan ASI ekslusif. Teruskan dengan pola asuh dan didik yang baik. Perhatian juga akan kondisi sanitasi lingkungan yang bersih, sehingga terhindar dari infeksi-infeksi. gus
Hadir juga di lokasinya, Ketua TPPS yang sekaligus Wakil Bupati Tasikmalaya H Cecep Nurul Yakin SPd MAP, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN RI Ahmad Taufik S.Kom MAP, Koordinator Bidang Adpin BKKBN Jabar Herman Melani SH MH, serta unsur pejabat Pemkab Tasikmalaya dan Muspika Manonjaya.
Memberikan sambutan di awal acara, setelah menyampaikan ucapan selamat datang, Cecep Nurul Yakin menyatakan, pihaknya cukup mengapresiasi kegiatan kampanye serupa ini yang dinilainya sangat membantu upaya penurunan stunting di wilayahnya.
Tak kalah ia tujukan apresiasi kepada Nurhayati dan BKKBN Jabar. “Semoga acara-acara seperti ini terus menambah kebaikan, keberkahan-keberkahan bagi kita semua”, harapnya.
Berikutnya, Ahmad Taufik mengungkapkan, banyak model kegiatan bisa digagas sampai ke berupa hiburan bagi masyarakat, di tengah ada PR besar untuk mendorong hadirnya generasi-generasi hebat ke depan, generasi berkualitas, terbebas dari stunting.
Bagaimana kemudian masyarakat paham menjaga keturunannya yang sehat, dimulai persiapan pernikahan, masa kehamilan, hingga pengasuhan, dan pemberian pola makan sehat. Harapannya, tak lagi banyak laporan kematian ibu dan bayi pada proses kelahiran.
Masih menjadi masalah di negara berkembang
Hj Nurhati menyoroti stunting hingga sekarang, masih menjadi masalah yang dialami negara-negara berkembang. Tentunya di Indonesia. Kondisi anak usia 0-59 bulan yang terdampak kekurangan gizi serta lingkungan tak baik. Ini harus terus menjadi perhatian.
Kondisi tumbuh kembang anak yang terhambat. Dampak proses kehamilam bahkan sejak pernikahan yang kurang memerhatikan kesiapan, pengasuhan tak baik, sampai asupan makanan tak bergizi seimbang dalam waktu lama.
“Kita punya target turunkan angka stunting dari sekitar 24% menjadi 14% di tahun 2024. Sekaitan ini kami berharap kerja semua pihak untuk dapat mengejar target yang sudah dekat ini”, ujarnya
Ajakan tak kalah ia tekankan bagi segenap komponen di Kab.Tasikmalaya. Pasalnya di wilayah ini masih berprevalensi tinggi, di kisaran 27%. Politisi PPP ini selebihnya mengungkapkan beberapa hal pemicu stunting.
Perhatian dimulai dilakukan bahkan semestinya sejak sebelum kehamilan atau persiapan pernikahan. Periksakan kandungan minimal enam kali semasa kehamilan. Jika terkena anemia secepatnya diberikan obat penambah darah.
Bahasan cegah stunting bahkan hingga dalam pertunjukkan wayang oleh dalang. Di daulat hadir/tampil dalam pertunjukan, Hj Nurhayati tak kalah detil mengupas berbagai hal yang bisa memicu timbulnya stunting.
Pada saat kelahiran, sebutnya, ia harus memberikan ASI ekslusif. Teruskan dengan pola asuh dan didik yang baik. Perhatian juga akan kondisi sanitasi lingkungan yang bersih, sehingga terhindar dari infeksi-infeksi. gus
0 Komentar