Dr Hj Netty mengisi materi di acara Sosialisasi KIE Program Penurunan Stunting di Wilayah Khusus di Kab.Cirebon. Dibahasnya di depan para peserta empat syarat untuk mendapatkan keluarga berkualitas. |
Bertempat di Gedung PGRI Palimanan, menghadiri acara puluhan warga dengan kebanyakan kaum ibu. Menjadi pemateri lain dari BKKBN, Mia Wadini, ketua Tim Kerja Integrasi Kebijakan Pengendalian Penduduk, serta pejabat dari DPPKBP3A Kab.Cirebon.
Hj Netty Prasetiyani memberi pencerahan kepada yang hadir dalam awal bahasan bagaimana kita mendapatkan keturunan atau anak yang sehat dan berkualitas. Ini tentu harus dilakukan hal-hal secara benar.
Apa itu? Netty memulai pernyataannya, saat memberikan makanan sebaiknya bergizi serta anak mendapatkan pengasuhan secara benar pula. Seterusnya ia menyebut ada empat syarat untuk membangun keluarga berkualitas.
Dalam acara dipaparnya secara jelas, keempat syarat meliputi niat untuk beribadah. “Niati beribadah, sebab jika tidak diniati itu baru satu tahun berumah tangga sudah banyak masalah. Lalu berujung pada perceraian,” kata Netty.
Kedua, harus punya persiapan dan perencanaan. Usia nikah perempuan minimal 21 tahun, laki-laki setidaknya 25 tahun. “Kenapa, supaya lulus sekolah SMA/SMK atau sederajat terlebih dahulu. Jangan nikah muda,” papar Netty.
Ketiga, lanjut Netty, berumah tangga itu perlu ketahanan keluarga. Apabila tidak ada ketahanan, banyak sekali perselisihan dan kasus kekerasan baik yang dilakukan suami maupun istri.
Yang tak kalah penting berikutnya, sambung Netty, melakukan pengasuhan yang benar dan tepat. Salah satu contoh lahirnya bayi laki-laki, tetapi sudah besar berperilaku seperti perempuan dan sebaliknya, bahkan ada yang suka sesama jenis.
“Apabila melakukan keempat syarat berumah tangga ini, insyallah tidak ketemu stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam waktu yang panjang”, yakinnya.
Saat kondisi keluarga tidak berkualitas, kelak akan melahirkan anak-anak stunting, tidak sehat, sakit-sakitan, dan tingkat kecerdasannya sangat rendah. Kemudian jika SDM rendah, akan kalah bersaing dengan orang lain.
Sementara itu, Mia Wahdini menyampaikan, permasalahan kependudukan dan perhatian membangun keluarga berketahanan, merupakan hal yang sangat penting.
Menurut Mia, Indonesia saat ini penduduknya sudah terbesar, keempat di dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat. Dari sensus penduduk terkini Indonesia sudah dihuni 277.148.717 jiwa.
Namun, imbuh ia, besarnya populasi penduduk masih belum beriringan dengan tingkat kecerdasan yang hebat. “Dari sisi kecerdasan atau IQ, penduduk Indonesia menempati urutan ke-130. Jauh lebih tertinggal oleh negara-negara lainnya, khususnya di Asia,” ujar Mia. gus
Hj Netty Prasetiyani memberi pencerahan kepada yang hadir dalam awal bahasan bagaimana kita mendapatkan keturunan atau anak yang sehat dan berkualitas. Ini tentu harus dilakukan hal-hal secara benar.
Apa itu? Netty memulai pernyataannya, saat memberikan makanan sebaiknya bergizi serta anak mendapatkan pengasuhan secara benar pula. Seterusnya ia menyebut ada empat syarat untuk membangun keluarga berkualitas.
Dalam acara dipaparnya secara jelas, keempat syarat meliputi niat untuk beribadah. “Niati beribadah, sebab jika tidak diniati itu baru satu tahun berumah tangga sudah banyak masalah. Lalu berujung pada perceraian,” kata Netty.
Kedua, harus punya persiapan dan perencanaan. Usia nikah perempuan minimal 21 tahun, laki-laki setidaknya 25 tahun. “Kenapa, supaya lulus sekolah SMA/SMK atau sederajat terlebih dahulu. Jangan nikah muda,” papar Netty.
Ketiga, lanjut Netty, berumah tangga itu perlu ketahanan keluarga. Apabila tidak ada ketahanan, banyak sekali perselisihan dan kasus kekerasan baik yang dilakukan suami maupun istri.
Yang tak kalah penting berikutnya, sambung Netty, melakukan pengasuhan yang benar dan tepat. Salah satu contoh lahirnya bayi laki-laki, tetapi sudah besar berperilaku seperti perempuan dan sebaliknya, bahkan ada yang suka sesama jenis.
“Apabila melakukan keempat syarat berumah tangga ini, insyallah tidak ketemu stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi dalam waktu yang panjang”, yakinnya.
Saat kondisi keluarga tidak berkualitas, kelak akan melahirkan anak-anak stunting, tidak sehat, sakit-sakitan, dan tingkat kecerdasannya sangat rendah. Kemudian jika SDM rendah, akan kalah bersaing dengan orang lain.
Sementara itu, Mia Wahdini menyampaikan, permasalahan kependudukan dan perhatian membangun keluarga berketahanan, merupakan hal yang sangat penting.
Menurut Mia, Indonesia saat ini penduduknya sudah terbesar, keempat di dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat. Dari sensus penduduk terkini Indonesia sudah dihuni 277.148.717 jiwa.
Namun, imbuh ia, besarnya populasi penduduk masih belum beriringan dengan tingkat kecerdasan yang hebat. “Dari sisi kecerdasan atau IQ, penduduk Indonesia menempati urutan ke-130. Jauh lebih tertinggal oleh negara-negara lainnya, khususnya di Asia,” ujar Mia. gus
0 Komentar