Andi Warsandi: Pedestrian Jangan Jadi Kumuh Kembali

 

Andi Warsandi

Tasikplus, 07 Oktober 2022                                                                                                       Cukup jadi perhatian banyak kalangan warga Kota Tasikmalaya. Putusan Pemkot Tasikmalaya tahun, melakukan penataan ruas utama Jl.HZ Mustofa dan Jl.Cihideung di pusat kota, pusat keramaian. Dalam beberapa hari terakhir ini memasuki awal Oktober 2022, progres garapan menunjukkan potret kawasan berubah jauh dari sebelumnya.

Pekerjaan terutama mengubah trotoar jalan di sisi kiri-kanannya, dijadikan pedestrian lebar. Menyita badan jalan yang kini hanya dapat dilalui ukuran dua kendaraan roda empat. Diproyeksikan penggunaan ruas jalan ini nantinya satu arah. Perlahan penataan bak menyulap keadaan menjadi indah, nyentrik di pandang mata.

Beberapa ornamen di pedestrian dengan sebagian menyimbolkan khasanah produk unggulan UMKM Tasik, ditampilkan. Menawan. Proyeksi penataan kental diperuntukkan jadi ruang publik, area rekreatif. Menyerupai kawasan Malioboro di Jogjakarta. Bak siap jadi ikon anyar di pusat Kota Tasik ini.

Namun yang kemudian jadi perhatian, setelah terbangun apa konsep pemeliharaan serta pengawalan ketertibannya, tak banyak mengemuka. Sebelumnya di lokasi itu, banyak pengguna trotoar jadi tempat jualan. Terlebih banyak di ruas Jl.Cihideung. Pengendalian ketertiban yang tak jelas memungkinkan kehadiran pedestrian bagus, perlahan kembali kumuh.

Persepsi seperti disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Andi Warsandi. Pengakuannya, pekerjaan penataan pedestrian di JL HZ Mustofa dan Cihideung, pihaknya terus kawal. Termasuk dengan program lanjutan penataan atau pemeliharaannya secara konsisten.

Sempat tersirat dari keterangan Andi, pihaknya pun sudah ingatkan atau pertanyakan semodel apa konsep pedestrian ini nantinya. Dulunya ada PKL-PKL atau pengguna trotoar menjadikan tempat berdagang. Bagaimana pedestrian nanti, apa masih ada peruntukan orang berdagang atau tidak.

“Tujuan kita memlihara tempat yang sudah berubah, sudah bagus, gimana. Penataan apapun yang sudah bagus konsepnya, harus menambah keindahan atau estetikanya. Tidak malah mereduksi. Jadi kotor, kumuh kembali. Hingga pada akhirnya kan tidak menarik minat untuk datang ke sana,” pungkasnya, dalam satu obrolan di satu kegiatan pemkot, Selasa awal Oktober lalu. gus
 

0 Komentar