Para pemateri sosialisasi “Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022” BKKBN Jabar, meyakinkan peserta yang hadir pentingnya sama-sama mencegah stunting, untuk membawa generasi Indonesia sehat. |
Tempat acara di wilayah pelosok, ujung barat daya kabupaten ini. Tepatnya di Desa Singasari, Kec.Taraju. Dihadiri sekitar 200 orang. Terdiri jajaran muspika, perangkat desa, tokoh masyarakat, kalangan pemuda/pemudi, mahasiswa dan pelajar.
Kegiatan sosialisasi cegah stunting “Program Bersama Mitra Kerja Tahun 2022” BKKBN ini, menghadirkan tiga pemateri. Di awal, Kabid Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPKBP3A) Kab.Tasikmalaya, Dadan Hamdani SKM MSi.
Kemudian di bahasan kedua, Koordinator Bidang Advokasi Penggerakkan dan Informasi (Adpin) Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Herman Melani SH MH. Dan, narasumber di pengunjung sosialisasi, anggota Komisi IX DPR RI, Hj Nurhayati.
Seluruh narasumber hampir senada mengingatkan pentingnya mencegah prevalensi stunting di masyarakat. Menurut Hj Nurhayati, stunting ini bisa jadi momok menakutkan bagi perkembangan suatu bangsa.
“Karena itu, pemerintah gencar melakukan berbagai cara untuk mengurangi bahkan menghilangkan tantangan yang mengganggu perkembangan fisik dan otak anak ini,” sebutnya.
Prevalensi nasional stunting saat ini mecapai 24%. Pemerintah menarget-turunkan ke angka 14% di 2024. Di antara dampak kena stunting tak saja dengan tubuh pendek, tapi IQ rendah, generasi tidak produktif. Perkembangan kognitif dan motorik terhambat.
Dadan Hamdani sempat mengungkapkan kondisi sebaran stunting di Kab.Tasikmalaya yang sempat mencapai 41,75% pada tahun 2013. Pada lima tahun kemudian, ia bersyukur ada penurunan ke angka 33%. Seiring upaya dilancarkan, data saat ini di posisi sekitar 24%.
“Stunting itu pasti pendek. Tapi tidak semua yang pendek adalah stunting,” ucap Herman Melani, di sesi bahasannya sedikit berseloroh, sambil terus mencontohkan sosok mantan Presiden Habibie yang tak jangkung tapi jenius. Termasuk dirinya.
Lalu pernyataan dia mengingatkan, ikhwal kena stunting yang jangan disandarkan pada takdir dan mesti malu. “Harus malu terkena stunting. Sebab, ini bisa dicegah. Jangan bersandar pada takdir,” ujarnya.
Saran para narasumber, dalam rangka cegah stunting, penting tiap pasangan senantiasa memerhatikan kesehatan tubuh sebagai ikhtiar memiliki keturunan bertubuh sehat. Malah, pemahaman hidup sehat ini harus dipahami mereka yang hendak menikah. Selain itu, senantiasa memerhatikan asupan gizi dan tumbuh kembang anak.
Mewarnai kegiatan sosialisasi, sempat diisi peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-29 Tahun 2022. Ditandai tiup lilin oleh Hj Nurhayati. Selebihnya, ada sesi pemberian doorprice kepada peserta terundi. Setelah menjawab pertanyaan, rata-rata mereka turun dari panggung dengan membawa ragam hadiah. red
0 Komentar