Warga di pelosok daerah penghasil cengkeh menjemur hasil panennya, dengan harap harga jual lebih tinggi dibanding basah. |
Hamparan lahan tanah di wilayah ujung
utara Kab.Tasikmalaya, berupa bebukitan dan kebun, banyak yang tertanami pohon
cengkeh. Tanaman bahan obat dan rokok itu di lahan tanah milik warga. Namun
satu kisah di musim panen cengkeh saat-saat ini, para petaninya tak bisa
berbuat dengan harganya yang anjlok.
Pepohonan
cengkeh ini tertanam banyak di wilayah Kec.Manonjaya, Gunungtanjung, dan
Kec.Cineam. Mengemuka pula, cengkeh yang dihasilkan petanam asal kawasan timur
ini berkualitas baik. Namun, para petani menjualnya sampai di para tengkulak
setempat.
Kalau biasanya
hingga seharga puluhan ribu, seperti penuturan Dodo, warga petani cengkeh asal
Desa Jatijaya, pada musim panen sekarang diterima para tengkulak seharga Rp 14
ribu perkg. Ketika dijual yang sudah kering, dibeli tengkulak Rp 49 ribu perkg.
Dodo mengistilahkan anjloknya harga jual cengkeh, terjun bebas, atau turun jauh
cukup rendah.
Tampaknya
lagi, musim panen tahun ini umumnya dalam jumlah melimpah di pohon. Harapan awal
dengan produksi tinggi dapat menghasilkan keuntungan menyenangkan. Ternyata
mereka tak bisa berbuat saat penampung rata-rata memasang harga beli belasan
ribu itu.
“Harapan meraih untuk besar, tinggal angan-angan, karena harga
cengkeh di pasaran Anjlok. Entah kenapa bisa seperti ini. Saya tak tahu
alasannya. Padahal di tahun lalu tak seperti,
tak separah seperti sekarang,” imbuhnya, saat bertemu Jumat lalu.
Sementara itu, Iwan, seorang pengepul atau bandar
cengkeh asal desa yang sama, membenarkan ikhwal harga beli pada petani cengkeh seperti
itu. Tapi, menurutnya lagi, bukan hanya petani yang merasakan, dirinya dan rekan-rekan
sesama bandar pun merasakan harga lepas ke tempat penjualan berikutnya,
diterima rendah.
Sempat diharapkannya, pemerintah berperan dalam kondisi seperti ini. Harga tak hanya jadi milik bandar-bandar besar di hilir pemasaran. “Kami berharap pemerintah menempatkan satu acuan sehingga petani-petani cengkeh, khususnya di pelosok tak selalu dikorbankan permainan harga,” katanya. adejo
0 Komentar