Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
khususnya pengguna jasa uji kendaraan bermotor atau KIR, serta pemanfaatan
layanan terminal dan parkir, Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya terus melakukan
pembenahan disektor layanan publik tersebut.
Asep Darisman Kepala Dinas Perbuhungan yang baru dilantik
belum lama ini, saat ditemui di kantornya, Selasa (21/01) pekan lalu
mengungkapkan sebagai salah satu upaya optimalisasi layanan kepada masyarakat,
kami bersama rekan-rekan, tengah melakukan upaya pembenahan disektor layanan
publik.
Salah satunya, perubahan sistem layanan pada uji kendaraan
atau KIR, dari sistem manual, kini diubah menggunakan sistem digital. Dengan
sistem yang baru ini, kita memiliki basis data yang lebih akurat, berkenaan
dengan jumlah kendaraan yang diuji.
Selain itu, kita juga akan lakukan penataan sejumlah
terminal yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, termasuk dengan pengelolaan
parkirnya.
Lebih lanjut, mantan Kepala Bagian Humas ini pun menjelaskan
ihwal upaya yang tengah ia dan jajarannya lakukan, berikut ulasan lengkapnya.
Sebagai pimpinan baru di OPD ini, program apa yang tengah
anda beserta jajaran jalankan saat ini?
Baik terimakasih, ada beberapa garapan yang saat ini tengah
menjadi fokus kami, salah satu yang sudah direalisasikan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
yakni mengalihkan uji kendaraan bermotor, dan angkutan barang atau KIR,
dari sistem manual ke digital. Keuntungan sistem ini, kita memiliki data yang
lebih valid, tersimpan dalam sebuah aplikasi khusus. Pada pola lama, setelah
uji, para pemilik kendaraan diberi buku KIR, dengan sistem baru ini, pemilik
kendaraan hanya diberi semacam kartu ATM, yang didalamnya tersimpan data base,
dan kita tempel stiker yang sudah dilengkapi dengan barcode pada kendaraan yang
sudah diuji. Dengan sistem baru ini, petugas kita lebih mudah dalam melakukan
pengecekan, apakah kendaraan tersebut sudah di uji KIR atau belum. Untuk
mengeceknya, kita menggunakan aplikasi khusus melalui smartphone, dan tinggal
di scan barcode pada stiker KIR. Selain itu, kedepan, dari sekian banyak
kendaraan bermotor di Kabupaten Tasik yang di uji KIR, sebagai upaya pengendalian kepatuhan uji,
kita akan kirim surat pemberitahuan masa uji KIR kepada pemilik kendaraan,
termasuk akan ada pemberitahuan melalui aplikasi smartphone, semacam pesan
singkat atau SMS.
Persisnya mulai kapan sistem ini diberlakukan?
Saat ini, kita masih proses uji coba, yang sudah
dilaksanakan sejak pekan kemarin, Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada
kendala, kalau ini sudah mendekati kesempurnaan, kami akan minta secara
simbolis pak Bupati untuk meresmikannya.
Untuk alatnya sendiri, kita beli dari luar Negeri, buatan
Prancis, senilai Rp 5 Miliar. Tak hanya sekedar membeli alatnya saja, petugas
kita juga diberi bimbingan teknis langsung oleh perusahaan penyedia barang,
termasuk pemahaman dasar merawat alat tersebut. Kalau ada kerusakan yang kecil,
petugas kita bisa membetulkannya, cuma kalau kerusakannya berat, ada teknisi
khusus.
Selain optimalisasi layanan, perubahan sistem ini barangkali
ada kaitan dengan peningkatan PAD?
Kalau ke peningkatan PAD tidak terlalu berpengaruh, hanya
sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu,
menjadi pra syarat dari Kementrian Perhubungan, bahwa sistem digital dalam uji
KIR ini harus diterapkan ditiap daerah.
Selain perubahan sistem layanan uji KIR, yang tak kalah jadi
perhatiannya adalah soal penataan terminal, bagaimana komitmen anda kedepan?
Betul memang, saat ini keberadaan 14 terminal yang ada di
Kabupaten Tasikmalaya, tak berfungsi optimal, untuk itu, kita akan inpentarisir
permasalahan yang ada, kemudian, akan kita benahi. Tak hanya terminalnya yang
kita benahi, termasuk pengelolaan parkirnya.
Berdasarkan hasil masukan dari internal, apa yang menjadi
kendala, sehingga fungsi terminal ini tak optimal?
Pengamatan kami lebih banyak di human eror, kalau sistem,
rasanya sudah cukup baik, mulai dari pengawasan, pengendalian, dan pungutannya.
SDM yang ada juga terbatas, begitu pun dengan sarana prasarana yang ada, juga
masih kurang. Tak hanya itu, insentif
pegawai pun masih sangat minim. Bicara target pendapatan dari terminal dan
parkir memang tidak besar, kedepan, ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk
mendongkrak PAD, mengingat sektor ini cukup potensial. Saat ini kontribusi ke
PAD dari Dishub sebesar Rp 2,6 Miliar, meliputi parkir, terminal, dan uji KIR.
Berbicara soal penataan terminal, yang tak kalah mendapat
sorotan adalah keberadaan terminal Singaparna, wacana pemindahannya sudah cukup
kuat, kabar terkininya seperti apa?
Kalau tidak salah, pembebasan lahan untuk lokasi untuk
relokasi terminal dan pasar Singaparna di wilayah Padakembang tepatnya dijalur
Cisinga sudah selesai, tinggal pembangunannya, kalau tidak salah rencananya
tahun 2021. Seiring dengan rencana pemindahan terminal Singaparna, kita akan
ajak para pengusaha untuk sama sama mengelola terminal, jangan sampai
pemindahan terminal ini menimbulkan masalah, misal jadi sepi. Dengan adanya
kesepakatan bersama para pengusaha angkutan, dapat turut menghidupkan terminal
yang baru, seiring dengan rencana pengembangan kawasan wisata gunung
Galunggung, kalau tidak salah, kedepan,
wisatawan tidak diperkenankan untuk membawa kendaraannya masuk kawasan
Galunggung, nantinya akan diparkir di terminal baru Padakembang, sementara,
akses ke Galunggungnya akan diangkut menggunakan kendaraan khusus wisata. Pid
0 Komentar