Kolaborasi Kampanye Cegah Stunting di Indramayu Terus Ingatkan Masyarakat Terbebas Stunting

Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar S Sentosa dan anggota Komisi IX DPRI Netty Prasetiyani, terus berkolaborasi mengisi Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024, seperti kegiatan Selasa (2/4), yang memberi edukasi ke masyarakat Indramayu. 
Tasikplus.com-Bak tanpa jeda. Kolaborasi edukasi cegah stunting terus dilancarkan Perwakilan BKKBN Jawa Barat bersama anggota Komisi IX DPR RI. Yang teranyar ini halnya berlangsung di kabupaten Indramayu.


Dihadiri ratusan warga berbagai kalangan serta usia. Kampanye Percepatan Penurunan Stunting itu bertempat di Aula Ponpes Ali Bin Abi Tholib, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Selasa (2/4/24).

Menjadi pemateri dalam kampanye ini, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriadi Sentosa. Lalu, anggota DPR-RI asal Dapil Jawa Barat VIII, Netty Prasetiyani, serta pejabat dinas terkait Kabupaten Indramayu.

Di antara arahan Fazar, masyarakat harus paham tentang stunting dan cara pencegahannya. Jika ada indikasi anak terkena stunting, dimintanya proaktif melapor kepada kader atau petugas medis di desa.

"Ciri-ciri anak stunting salah satunya, lahir dengan berat badan di bawah 2,5 kilogram. Pemerintah akan langsung melakukan pendampingan terhadap anak yang terindikasi stunting”, ungkapnya.

Dengan proses pendampingan ini agar pencegahan stunting bisa optimal. Selain itu pemerintah bisa mengintervensi melalui program pencegahan stunting yang ada di puskesmas.

Selebihnya bahasan Fazar, pencegahan stunting bisa dengan cara menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di rumah dan lingkungan sekitar. Kemudian menjaga asupan gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan.

Siapkan anggaran Rp1,8 triliun
Pada giliran bahasan Netty Prasetiyani antara lain mengungkap, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI telah menyusun program pencegahan stunting ini dengan anggaran yang disiapkan sebesar Rp1,8 triliun.

"Angka tersebut untuk penangan sampai ke tingkat puskesmas di desa-desa se-Indonesia," jelasnya.

Netty menekankan kepada kader penggerak untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat terkait program tersebut. Agar, penanganan stunting bisa berjalan maksimal dan upaya generasi emas di tahun 2045 bisa terwujud.

"Pemerintah desa harus memahami apa saja program pemerintah tentang stunting. Sehingga penanganan di lapangan bisa maksimal", imbuhnya. red/rls
 

 

0 Komentar