Kadis Porabudpar Kota Tasik Raih Gelar Doktor, Gelarkan Model Ilmu Indikator Pacu Kinerja Manajemen SDM

Dr deddy Mulyana MSi


Tasikplus.com-Kabarnya agak tersiar ke luar. Di tengah kesibukannya, pejabat eselon II Kota Tasik satu ini, pungkas menyelesaikan program doktoral. Ia meraih gelar doktor. Diwisuda pekan pertama Juni 2025 lalu.


Sosok satu ini, Dr Deddy Mulyana MSi, kepala Dinas Porabudpar Kota Tasikmalaya, Jabar. Bapak beranak dua orang kelahiran 1980-an itu lulus S3 di kampus UPI. Meraih predikat "Sangat Memuakan", IPK 3,87.

Capaian itu telah mengantarkan kontribusi bagi dunia ilmu pengetahuan. Ia aset daerah. Kajian dalam desertasinya kontributif bagi sistem birokrasi pemerintahan Kota Tasikmalaya.

Saat ditanya apa yang menjadi motivasi lanjutkan studi tinggi, Deddy mengungkapkan, awalnya ia melihat ada kesempatan saat ada tawaran kerja sama dari UPI Bandung.

Terbersit dalam hatinya, kerja sama biasanya dibarengi kemudahan-kemudahan. “Tapi, aduh, waduh. Begitu berat fase tertentu studi harus dilalui. Tantangan-tantangan harus dihadapi, dan akhirnya alhamdulillah bisa terlalui”, akunya.

Ceritanya lagi, semangat lanjutkan studi setelah sempat dapat support Pj wali kota (di masa Dr Cheka menjabat). Apa maknanya ketika ASN melanjutkan studi? Ia dapat jawaban, itu akan jadi pembeda, lebih, dengan ASN lainnya. Tentu dengan pengetahuan dan wawasan luas. Bukan kelebihan yang identik kesombongan.

Dorongan lainnya, keyakinan soal jabatan, itu hanya soal kepercayaan pimpinan. Tak tahu ke depan seperti apa. Lalu, mendengar pesan mertuanya yang pegawai pajak menyebutkan bahwa kelak setelah pensiun, itu bukan akhir dari pengabdian-pengabdian. 

"Selebihnya motivasi, ya, soal terus belajar ini kan diperintah, sebagai ibadah”, terangnya.

Meningkatkan kompetensi
Lantas apa yang menjadi penelitian bahan desertasinya? Ia menciptakan suatu model yang bermuara bagi peningkatan indikator kinerja. “Soal kinerja ASN iya bisa dinilai. Namun, selain sekadar bicara tupoksi yang dimiliki, tentu harus atau perlu ada inovasi”, ujarnya.

Dengan penelitian dan kajian mendalamnya kemudian ia menghasilkan satu model yang aplikatif. “Dengan model yang saya ciptakan, terdapat beberapa komponen bagaimana manajemen sumberdaya manusia untuk mendorong peningkatan kienerja atau kompetensi”, bebernya dalam satu obrolan dengan Tasikplus.com.

Terdapat variabel-variabel, lanjut ia, dalam model manajemen SDM untuk memacu kompetensi itu. Pertama, pengembangan kompetensi, yang itu jelas di situ menjadi indikator utamanya.

Kemudian, komitmen, itu harus dimiliki baik individu atau organisasi. Yang ketiga, tentang employeement yaitu, keterlibatan pegawai. Variabel keempat yaitu, transfer ilmu. “Dari empat item itu, kita membuat model yang nantinya beririsan dengan peningkatan indeks kinerja dari ASN”, sambungnya.

Menjawab Tasikplus.com, Deddy mengangguki di lingkup praktisi sudah biasa dengan gunakan bahkan banyak metode. Bisa merujuk itu produk kebijakan pemerintah pusat atau daerah. Cuma itu semata peraturan/regulasi yang biasa dibuat. Beda atau bukan model berbasis keilmuan. “Basis ini yang jarang”, ulasnya.

Deddy juga menambahkan, model keilmuan baru produk penelitian atau kajiannya, tak saja aplikatif bagi peningkatan kinerja/kompetisi lingkup birkorasi pemerintahan, tapi juga bisa diterapkan di lingkungan dunia industri, korporasi atau swasta. gus
 

0 Komentar