Merebak Gepeng di Kawasan Pusat Kota Tasikmalaya Memasuki Ramadan

Memasuki Ramadan, terlihat merebak para gepeng di lokasi-lokasi keramaian di pusat Kota Tasikmalaya dengan sebagian tampak pendatang baru.
Memasuki bulan Ramadan, sepertinya ada pemandangan tak biasanya di pusat Kota Tasikmalaya, di persimpangan, hingga trotor jalan. Tampak berjumlah lebih banyak warga gelandangan dan pengemis (gepeng). Tak sedikit yang terlihat pendatang baru.

Pun dengan Ramadan 1444 H/2023 ini. Deretan mereka di beberapa titik pada waktu tertentu seperti di ruas Jl.HZ Mustofa, mulai depan Masjid Agung hingga perempatan Tugu Asma’ulhusna, Jl.Nagarawangi Kota Tasik, kawasan Alun-alun, dan sejumlah lokasi lainnya.

Pada perempatan tertentu yang biasanya tak ada peminta-minta menjadi ada, dengan berbagai tampilan. Ada yang sengaja berpenutup muka tinggal matanya yang terlihat. Membawa anak kecil atau bayi. Maraknya gepeng bermunculan sejak awal Ramadan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehabsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tasikmalaya, Imas Maswati, membenarkan bertambahnya keberadaan pengemis saat memasuki Ramadan. Lebih merebak. Ia katakan juga, pemandangan itu bak sudah biasa.

"Ya, memang seperti tahun-tahun sebelumnya setiap bulan Ramadan, jumlah pengemis pasti bertambah," jelas Imas, Minggu (2/4), saat dihubungi.

Namun begitu, lanjut Imas, sementara ini pihaknya belum melakukan pendataan fiks ke lapangan termasuk langkah penanganan. Argumennya, keterbatasan waktu sampai anggaran (APBD) yang tak siap teralokasi.

"Ya sepertinya karena keterbatasan waktu dan anggaran yang belum siap, kita belum melakukan langkah kongkrit ke lapangan melakukan penanganan gepeng ini termasuk juga pekerja tuna susila", beber Imas.

Penanganan hingga antisipasi seperti dilakukan di tahun-tahun sebelumnya, sambung ia, di Kota Tasikmalaya saat bulan Ramadan, Dinsos bersama Dinas Satpol PP Kota Tasikmalaya, bekerja sama melakukan kegiatan pembinaan sampai pemulangan gepeng serta pengamen.

Sebelum dipulangkan, mereka dicatat dan diberi pembinaan oleh Dinas Sosial. "Mereka yang terjaring langsung kita beri pembinaan dan langsung kita pulangkan ke alamatnya sampai di luar daerah," katanya.

Banyak gepeng malah hingga WTS, beber Imas, yang datang itu asal daerah luar Kota Tasikmalaya, mulai Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, sampai asal Jateng. Dari hasil pendataan, kebanyakan mereka jadi gepeng lantaran malas bekerja dan sudah terbiasa melakukan kegiatan seperti itu.

Ada juga yang mengaku terdesak kebutuhan ekonomi tak punya pekerjaan. Tapi untuk alasan ini biasanya hanya mengada-ngada. Banyak yang setelah diberikan pekerjaan, mereka tetap saja kembali pada pekerjaan semula di jalanan itu. red
 

0 Komentar