Hj Nurhayati: Cegah Stunting sejak Persiapan Pernikahan

Hj Nurhayati, Selasa (26/7), mengunjungi warga di Kec.Cibalong, Kab.Tasikmalaya. Bersama narasumber lain, ia ajak warga cegah stunting sejak jelang pernikahan


Tasikmalaya, 27 Juli 2022

Melanjutkan kegiatan dengan mitra kerja. Memberi edukasi kesehatan bagi masyarakat di daerah pemilihan. Hj Nurhayati Effendi bareng tim dari BKKBN Jabar, Selasa (26/7) siang, menggelar temu warga di Desa Singajaya, Kec.Cibalong, Kab.Tasikmalaya.

Cukup jadi bahasan edukasi anggota Komisi IX DPR RI itu bersama BKKBN Perwakilan Jawa Barat (Jabar) dalam fokus program percepatan penurunan angka stunting. Yang hadir begitu diyakinkan pentingnya pemahaman mencegah stunting bersama-sama.

Hadir dalam acara, ratusan warga asal berbagai elemen. Unsur muspika dan perangkat desa. Kabid Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Dinsos-PPKBP3A (Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kab.Tasikmalaya, Dadan Hamdani SKM MSi.

Menjadi pemateri lainnya, Sekretaris BKKBN Jabar, Rakhmat Mulkan. Mengemuka, soal stunting dalam kondisi terhambatnya pertumbuham perkembangan pada anak. Lalu, beberapa langkah diyakinkan kepada masyarakat pentingnya cegah stunting.

Halnya bahas Nurhayati, semestinya itu diawali dari proses jelang pernikahan. Bukan hanya berupa persiapan materi, mental, atau persiapan resepsi. Namun pasangan pengantin harus mempersiapkan kesehatannya.

Pemaparan hingga ke seukuran saat bersatunya sperma yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus bagi janin yang dikandungnya. Caranya, bagi laki-laki setidaknya mengistirahatkan aktivitas yang melelahkan terutama melakukan kegiatan yang tidak sehat. Untuk perokok berhenti dulu setidaknya pada 75 hari.

Saran lainnya, bagi ibu hamil tetap fokus menjaga kondisi fisik, menjaga nutrisi untuk bayi dalam kandunganya. Bahkan, ketika terasa mual, enggan makan, itu harus dipaksakan untuk tetap makan. Kepentingannya bukan hanya untuk ibu yang hamil tapi dengan anak yang sedang dikandung.

Jumlah warga terkena stunting di Jabar mencapai 24.5%, dan salah satu penyebabnya adalah kurangnya nitrisi yang dikonsumsi ibu, yang bisa menyebabkan anak berpotensi menjadi stunting. Ibu yang sedang hamil juga tetap diingatkan melakukan olahraga metoda hamil.

Di tempat sama, Rakhmat Mulkan menungkapkan, penanganan stunting tidak dapat dipisahkan dari situasi masyarakat dan lingkungan. Karenanya, upaya pencegahan stunting membutuhkan peran aktif masyarakat.

Dalam konteks ini, pihaknya membentuk tim pendamping keluarga (TPK) untuk memberikan pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil dan keluarga yang memiliki baduta atau balita.red/rls

 

0 Komentar