Bergantungan, Labu Madu Memikat di Kebun SMKN SPP Tasikmalaya

 

Bergelantungan di batang-batang pohonnya, labu madu pada lahan tanam SMKN SPP Tasikmalaya, menjelang masa petik panen pada awal Ramadan lalu.

Menjadi makanan cukup akrab di bulan puasa berasa manis-manis di antaranya, kolak. Berbahan bisa umbia-umbian, pisang, atau labu.


Melintas halaman SMK Negeri SPP (Sekolah Pertanian Pembangunan) Tasikmalaya, cukup menyita pandang gelantungan labu-labu di satu area kebunnya depan sekolah.

Tampaknya labu-labu ini bukan jenis biasanya berbentuk bulat melebar. Tapi terlihat lebih "cantik" atau memikat. Berwarna coklat muda atau krem, hampir sebentuk buah Pir Jambu saat masih muda.

Ukurannya yang jauh lebih besar. Dari pangkal atas ke bawah kurang lebih 30 cm. Di bagian bawahnya ukuran lebih mengembang, hampir mirip bentuk lampu pijar listrik.

Usut punya usut, penuturan seoramg guru di SMKN SPP Tasikmalaya, Tita Sumiati SP, buah labu ini tengah jadi ikon produk tanam unggulan sekolahnya.

Namanya, Labu Madu. Masih sangat jarang diperdagangkan. Kecuali di satu dua mal di pusat kota. Pun penanamnya di tingkat petani masih langka.

Siswa magang
Cerita guru pembimbing praktik siswa untuk tanaman itu, labu ini berkembang di sekolahnya bermula dari adanya siswa SMKN-SPP Tasikmalaya yang magang ke Jepang.

Anak ini mendapati banyak jenis tanaman labu ini di negeri Sakura itu. Membawa benih dan menanamnya di sekolah, hingga tumbuh baik sampai berbuah normal.

"Tanaman labu ini masih terbilang langka kalau saya amati di pasaran. Belakangan ini pun cukup memikat pembelinya. Banyak permintaannya," ujar Tita.

Dan ternyata selain tampilannya yang menarik pandang, rasanya pun unggul. Itu, sambung Tita, yang membuat permintaannya tinggi. Tekstur dagingnya renyah, rasanya manis.

Pengakuan guru itu lagi, tanaman ini tengah terus dikembangkan. Bahkan sebagian siswanya sudah mulai ke pengolahan produk pascapanen, dengan menjadikannya cake labu.

Untuk penanaman atau masa tumbuh Labu Madu ini hingga masa petik panen, tiga bulan. gus
 

0 Komentar