Penutupan Jembatan Cirahong Hambat Aktivitas Ekonomi Rakyat

 

Pengendara sepeda motor masih bisa lewat, namun mobil terstop melintasi Jembatan Cirahong dengan penghalang besi kokoh di mulut jembatan.


Jembatan Cirahong, di Kecamatan Manonjaya, penghubung wilayah Kab.Tasikmalaya dengan Kab.Ciamis, Jabar, ditutup permanen untuk kendaraan roda empat. Kecuali sepeda motor yang masih diperbolehkan. Pengelola jembatan, PT KAI (Kereta Api Indonesia), memasang besi penghalang kokoh di muka jembatan.

 

Penempatan dua tiang besi hingga tak sedikit pun memberi celah mobil masuk. Penutupan jembatan awalnya berkenaan ada perbaikan bagian konstruksi jembatan yang berakhir di pengujung September 2021 lalu. “Sejak akhir September itu, mobil dilarang melintas masuk jembatan,” tutur seorang pengatur parkir warga di sekitar Jembatan Cirahong.

 

Penutupan ini pada kelanjutannya, kontan dirasa jadi hambatan tersendiri bagi warga yang pakai mobil dalam aktivitas keseharian. Penduduk kawasan timur Tasikmalaya dan barat daya Kab.Ciamis, sudah akrab di keseharian melintasi jembatan itu. Yang cukup direpotkan, banyak warga dua daerah bermatapencaharian menyeberang, otomatis terstop.

 

Lalu lintas aktivitas warga biasa berseliweran, mulai dari kalangan pedagang, pekerja, hingga pegawai pemerintah, melewati jembatan. Banyak pedagang menggunakan mobil, mulai orang Tasik berjualan pakaian, bahan pangan, buah-buahan ke Ciamis. Begitu pun warga asal Ciamis, halnya pembawa makanan camilan, hasil bumi, dll, melintasi jembatan terstop ketika berdagang ke wilayah Tasik.

 

“Praktis sekarang, kita tertahan lalu lintas melewati Jembatan Cirahong,” ucap H Roni, pedagang beras, warga Manonjaya. Yang tak kalah terdampak pengusaha ini kehilangan pembelinya terlebih di pengelolaan rumah makan. Ia buka rumah makan tak jauh dari Jembatan Cirahong. Sekitar 50% pembelinya hilang sekarang, asal Ciamis.

 

Tambah jarak, waktu, pengeluaran

Pengakuan senada, disampaikan Agus Abu, masih penduduk Kec.Manonjaya. Di kesehariannya ia biasa memenuhi warga sewa jasa kemudi mobil yang dipegangnya. Belakangan kegiatan usahanya itu saat harus ke Ciamis, mesti melintas jauh masuk dulu wilayah Kota Tasik.

 

Kondisi yang dialaminya, ia kisahkan membuat repot kalangan lainnya, seperti para pedagang tahu Cibodas, Ciamis. Dulu dari daerahnya melintas jembatan Cirahong masuk wilayah Manonjaya, Tasik, paling berkisar 15 menit. Sekarang jauh. Bisa sejam. Mesti melewati kawasan Pancasila pusat Kota Tasikmalaya.

 

“Dengan kondisi jembatan tertutup, membuat banyak warga pencari nafkah pengguna mobil, harus berkeliling jauh ke pusat Kota Tasik. Semula bisa 15 menit dari Ciamis melewati perbatasan masuk wilayah Kab.Tasikmalaya. Sekarang bisa sejam menambah jarak, waktu, dan pengeluaran (BBM),” papar Agus.

 

H Roni dan Agus, bahkan permohonan ini bisa terucap dari banyak lainnya, ketika pemerintah menutup akses masuk jembatan bagi kendaraan roda empat yang sejak lama berlangsung, baiknya ada opsi alternatif atau solusi yang tak jadi merepotkan aktivitas masyarakat.

 

Warga juga banyak yang sudah mendengar, imbuh H Roni, bahwa pemerintah sempat mewacanakan pembangunan jembatan yang menghubungkan ujung timur Kab.Tasikmalaya ke Kab.Ciamis. Namun kadang informasi itu mucul-tenggelam. Yang diharap lainnya, penutupan jembatan Cirahong gamblang apa alasannya. gus


 

0 Komentar