Omset Penjualan Turun Hingga 50% tapi Tak Kaget Lagi

Tukang Daging

Sampai kembali ke Idul Adha. Umat Islam merayakannya pada Jumat (1/9) kemarin. Bagi banyak orang, tibanya Lebaran haji ini bisa dikata mendatangkan berkah tersendiri. Mulai dari berkah mengais pahala karena bisa ikut berkurban (bagi yang mampu), sampai berkah mendapat daging hewan kurban.

Namun kondisi berbeda dialami para pedagang daging sapi. Memasuki momen ini, omset penjualan mereka menurun. Bahkan persentase turunnya bisa mencapi 50%. Meski begitu, para pedagang mengaku sudah tak kaget lagi dengan situasi seperti. Sebab, sudah rutin terjadi setiap tahun.

Penuturan H Jajang, misal, pedagang daging sapi di pasar Cikurubuk ini setelah mengaku terkena turun penjualan, kondisi normal/omset penjualan kembali stabil lagi sekitar dua minggu pasca-lebaran.

“Kalau biasanya dalam sehari saya mampu menjual sampai satu ekor sapi dengan jumlah dua kuintal, selama momen Idul Adha paling hanya mampu menjual setengahnya,” ujar dia dengan ungkapan bahasa Sunda.

Penurunan omset selama moment Idul Adha juga diamini pedagang daging sapi lainnya, H Didi. Setelah tak juga kaget, pedagang satu ini masih terbantu langganan tukang baso. Jadi penurunan omsetnya tidak sampai 50%. Alhamdulillah,” aku H Didi, Kamis kemarin.

KepadaTasikplus, kedua pedagang menyampaikan, harga daging sapi saat ini Rp 115 ribu per kilogramnya. Kemudian soal turunnya omset jual, dari penelusuran dialami pedagang sate. Khususnya sate sapi. Bo’i, misalnya. Pedagang sate yang bisa berjualan di simpang Gunung Sabeulah ini memilih untuk tidak berjualan sate, hingga tiga hari pasca-Idul Adha. Alasannya, sepi pembeli, dan memilih diam di rumah.

Oleh: Piter
 

0 Komentar