GUCiTUM5GSW7BSYoTUCpTSYp
Berita
Update

Tarekah Tunjukkan Jati Diri Sunda di SDN 1 Gunungpereng Kota Tasikmalaya

Ukuran huruf
Print 0
Ditandai potong nasi tumpeng, untuk kali kedua kegiatan ngaistrenan (penobatan) anak khatam (lulus) baca tulis aksara Sunda digelar SDN 1 Gunungpereng. 

Tasikplus.com-Berikhtiar memertahankan khasanah penting budaya sendiri. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunungpereng, Disdik Kota Tasikmalaya, menggelar kegiatan Ngaistrenan Khatam Baca Tulis Aksara Sunda.

Seperti diungkapkan Kepala SDN 1 Gunungpereng, Dr Irvan Kristivan MPd, kegiatan dimaksudkan sebagai inisiasi upaya melestarikan bahasa ibu. Makin rendah generasi muda terutama di kalangan para siswa memahami baca tulis aksara Sunda. 

Kegiatan ini merupakan pemantik. Diawali dari diskusi saresehan budaya, ternyata memang Kota Tasikmalaya ini harus punya langkah kuatkan jati diri, harus punya caranya yang memang diciptakan oleh orang Kota Tasikmalaya.

"Dengan cara ini agar masyarakat Kota Tasikmalaya, khususnya siswa-siswi SDN 1 Gunungpereng punya semangat belajar baca tulis aksara Sunda", ujarnya, di sela kegiatan, Kamis (18/12/25).

Irvan menyebutkan, kegiatan ngaistrenan (pengujian lalu penobatan) ini sempat ada beberapa yang menanyakan dan ia tegaskan bahwa acara itu pure lahir di sekolahnya atau di Kota Tasikmalaya. 

Menjadi motivasi pihaknya juga, berdasarkan hasil penelitian tahun 2023, yang bisa membaca dan menulis aksara Sunda se-Jawa Barat itu ternyata cuma satu persen.

“Kenapa di SDN 1 Gunungpereng jadi mata pelajaran wajib bagi para siswanya, karena kalau hal ini tidak diatasi dari sekarang, kita akan terus-terusan mewariskan buta huruf aksara, Sunda. Lantaran itu saya mempunyai program Berantas Buta Huruf Aksara Sunda", katanya.

Kegiatan mirip perayaan penobatan atas kemampuan berbahasa Sunda ini merupakan yang kedua kali diadakan SDN 1 Gunungpereng.  Ada tiga tahapan baca tulis aksara Sunda yaitu huruf, kata, dan paragraf”, imbuhnya.

"Harapan kami kemudian, aksara Sunda jadi muatan lokal pelajaran di Kota Tasikmalaya, bisa diperkuat oleh surat keputusan Disdik, surat edaran, perda Kota Tasik, atau perwalkot Tasikmalaya. Kegiatan upacara adat Ngaistrenan Khatam Aksara Sunda harus disosialisasikan kepada seluruh sekolah, dan bisa diterapkan di seluruh sekolah. Jika semua melaksanakannya, maka ini akan menjadi khasanah budaya baru khas Kota Tasikmalaya, karena lahir di Kota Tasikmalaya", beber Irvan.

Sangat inspiratif
Pengawas Pembina, Tatang Herdiana, menyatakan apresiasif. "Sebagai pengawas bina, merasa reueus SDN 1 Gunungpereng konsisten melestarikan aksara Sunda. Semoga ini dapat diikuti sekolah-sekolah lain, minimal di kecamatan Cihideung", ucapnya. 

Menurut ia urgensi upaya seperti ini dirinya teringat satu slogan “leungit bahasana leungit bangsana, leungit aksarana poek sejarahna (hilang bahasanya, hilang bangsanya, hilang hurupnya, gelap sejarahnya) ”, ucapnya.

Senada di kesempatan sama, Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya,Tatang Pahat, menyampaikan, Kota Tasik harus menciptakan budaya khas Kota Tasik sendiri. Seperti dengan upacara Ngaistrenan Baca Tulis di sekolah ini adalah wujud budaya yang harus dibudayakan.

“Ini bagian dari tarekah, menunjukan jati diri masyarakat Kota Tasikmalaya melalui upaya pelestarian budaya. Ini sangat inspiratif dan harus didukung oleh semua lapisan, baik Dinas Pendidikan (Disdik), Disdukcapil, maupun Dispora. Harus ada kebijakan baik serupa surat edaran, perwalkot atau peraturan lainnya, “pungkas Tatang. red/amr
Tarekah Tunjukkan Jati Diri Sunda di SDN 1 Gunungpereng Kota Tasikmalaya
Periksa Juga
Next Post

0Komentar




Tautan berhasil disalin