GUCiTUM5GSW7BSYoTUCpTSYp
Berita
Update

Menteri PPPA: Komunikasi Menjadi Hal Sangat Penting dalam Ketahanan Keluarga

Ukuran huruf
Print 0
Tasikplus.com-Komunikasi menjadi salah satu hal sangat penting dalam ketahanan keluarga. Dengan memperkuat hubungan komunikasi yang baik, maka tidak akan ada hambatan untuk menyampaikan rasa atau unek-unek yang sedang dirasakan oleh istri ataupun suami. 

Demikian dikemukakan Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Choiri Fauzi, saat bertakziyah ke rumah orangtua almarhumah yang meninggal akibat bunuh diri beserta kedua anaknya, warga Desa Pasirhuni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. 

Mendampingi kunjungan menteri, Kepala DP3AKB Jawa Barat, dr Siska Gerfianti SP.Dlp MH.Kes. Dalam kunjungan itu disampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan, serta mendoakan almarhumah beserta almarhun kedua anaknya diterima di sisi Allah SWT.

Arifah menyatakan, kasus bunuh diri ini menjadi pelajaran penting bagi kita khususnya keluarga, agar bagaimana kita terus berupaya menguatkan ketahanan keluarga dalam rumah tangga. 

Meneruskan pernyataan tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga, kata menteri, semestinya, apa yang dirasakan istri maupun suami harus bisa saling dikomunikasikan. 

Seterusnya, pernyataan mentri untuk menghindari kejadian duka serupa di masyarakat, bukan hanya ketahanan keluarga yang penting jadi perhatian tetapi lebih dari itu bagaimana hubungan antara anggota masyarakat lebih saling peduli bila melihat tetangga ada sesuatu yang berbeda. 

"Bukan artinya kita ingin ikut campur urusan orang lain atau rumah tangga yang lain, tapi mungkin di antara para tetangga kita juga ada yang butuh perhatian, butuh ditanyakan apa ada masalah yang bisa dibantu", jelasnya.

Dengan pertanyaan yang lebih menunjukkan kepedulian, akan masalah yang dihadapi tetangga atau bahkan anggota keluarga, tilai menteri, maka orang yang ditanya itu bisa merasakan ada yang peduli dengan keberadaan dan kesulitannya.

Berkenaan kejadian meninggalnya ibu dan anak di Desa Pasirhuni, kata Arifah, maka Kementerian PPPA terus berupaya mengingatkan kembali untuk bergandengan tangan saling menguatkan bersama-sama.

"Kita saling menguatkan masyarakat kita, memperkuat hubungan silaturahmi di antara anggota masyarakat. Ayo kita introspeksi diri kita masing-masing supaya kasus seperi ini tidak terjadi lagi," ungkapnya.

Menteri Arifah mengakui, tindakan preventif Kementerian PPPA sebenarnya sudah ada dengan dibukanya Call Center SAPA 129, berupa layanan pengaduan untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

"Tidak hanya menerima laporan tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak di nomor itu. Sebetulnya hal-hal yang mungkin menjadi persoalan di keluarga atau rumah tangga itu bisa dilaporkan ke Call Center SAPA 129," sebut Arifah.

Empati dan peduli
Dalam kesempatan sama, Kepala DP3AKB Jawa Barat, Siksa juga menegaskan, pentingnya memperkuat upaya perlindungan perempuan dan anak, serta peningkatan layanan dukungan psikologis, konseling, edukasi, pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

Kejadian ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan persoalan rumah tangga yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan berujung pada tindakan yang merugikan bagi anak. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga tidak hanya berupa kekerasan fisik, dapat pula berupa kekerasan psikis yang terkadang kurang mendapat perhatian.

“Kami menegaskan kembali bahwa anak-anak berhak hidup dalam lingkungan aman dan keluarga yang penuh kasih sayang. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat agar peduli dan empati terhadap tetangga dan lingkungan di sekitarnya yang terlihat mengalami tekanan hidup, serta mendorong mereka untuk mau berbagi atau mengakses layanan konseling/dukungan psikososial yang tersedia”, pungkasnya. gus
Menteri PPPA: Komunikasi Menjadi Hal Sangat Penting dalam Ketahanan Keluarga
Periksa Juga
Next Post

0Komentar




Tautan berhasil disalin