Tasikplus.com-Upaya untuk terus makin mengenalkan produk dan layanan jasa keuangan syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Syariah Financial Fair (SYAFIF). Kali ini berlangsung di Bandung dua hari, kegiatan ini pun sebagai bentuk sinergi dalam mendorong inklusi keuangan syariah.
Tepatnya pada 2-3 Agustus di Main Atrium Trans Studio Mall Bandung, kegiatan bertajuk "SYAFIF Goes to Bandung". Merupakan kelanjutan dari pelaksanaan sebelumnya di Tangerang dan Palembang.
SYAFIF merupakan hasil kolaborasi OJK bersama Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah (PUJK Syariah) dan Organizing Committee Orkestrasi Program Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah (OC LIKS).
Melalui kegiatan ini, OJK ingin membawa keuangan syariah lebih dekat dengan masyarakat melalui pemberian kesempatan untuk mengenal, memahami, dan mencoba langsung produk serta layanan keuangan syariah dalam suasana yang edukatif dan menyenangkan. SYAFIF kali ini juga menghadirkan talkshow interaktif, lomba anak, pertunjukan seni, dan berbagai doorprize menarik.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam sambutannya menyampaikan, OJK secara aktif mendukung komitmen pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita, khususnya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
Dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah yang berkelanjutan, sejalan dengan inisiatif strategis pemerintah seperti penguatan lembaga keuangan syariah, perluasan ekosistem ekonomi syariah, pengembangan pendidikan dan riset, serta optimalisasi pemanfaatan dana sosial.
Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan perlu memanfaatkan momentum ini secara optimal agar ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh dan berkembang lebih pesat.
“Tentu tantangan dalam pengembangan keuangan syariah masih ada, namun saya optimistis kita bisa menghadapinya bersama. Saya menaruh harapan besar kepada seluruh pelaku industri untuk terus mengambil peran strategis dalam memperkuat sektor ini. Ini juga menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh secara berkelanjutan,” beber Friderica.
Literasi keuangan syariah yang sebelumnya berada di angka 9 persen, kini meningkat signifikan menjadi 43 persen. Ia menekankan bahwa capaian ini merupakan fondasi penting yang perlu dioptimalkan melalui peningkatan penggunaan produk dan layanan keuangan syariah secara nyata.
Maaih menurut Friderica, upaya memperluas pemanfaatan keuangan syariah harus dilakukan dua arah, yaitu dari sisi regulator dan pelaku industri, serta dari sisi kesiapan masyarakat.
Oleh karena itu, peran Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah, akademisi, media massa, dan pemerintah daerah (pemda) menjadi sangat strategis dalam membangun ekosistem syariah yang kuat.
Keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih kuat dan menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional. Perlu upaya bersama untuk terus memperluas kontribusinya.
“Potensi ini tentu bisa terus kita dorong, mengingat Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tentu saja ini menjadi motor penggerak yang sangat dahsyat untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” terang Friderica.
Potensi sangat besar
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Budi Kurnia, yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan SYAFIF di Bandung. Menurutnya, Bandung memiliki ekosistem sosial dan keagamaan yang kuat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah nasional.
“Bandung sangat tepat menjadi lokasi SYAFIF. Jika kita mampu menyelesaikan tantangan keuangan syariah di Jawa Barat, maka seperempat tantangan nasional bisa ikut teratasi", ujar Budi.
Dengan lebih dari 13.000 pesantren, potensi Jawa Barat dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah sangat besar. Pemprov Jabar juga menargetkan menjadi juara umum Adinata Syariah ke depan.
Budi pun menyatakan, komitmen pemda untuk memperkuat sinergi dengan OJK, BI, KDEKS, dan PUJK Syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis syariah.
Turut hadir pada kegiatan itu, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK M. Ismail Riyadi, Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Darwisman, dan Direktur Eksekutif Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa Barat Diana Sari. red
0 Komentar