Sebabak “Peristiwa Getir” di SMPN 15 Kota Tasikmalaya, Viman: Kesiapsiagaan Harus Dibangun Sejak Dini

Para siswa dikumpulkan di satu titik, ditenangkan oleh kepala sekolah dan guru. Tak lama datang petugas kebencanaan dan medis yang melakukan penanganan hingga mengevakuasi sesuai SOP Kebencanaan, demikian sebabak dalam praktik simulasi kebencanaan di SMPN 15. 

Tasikplus.com-Tiba-tiba saja menyeruak jerit, tangis, minta tolong setelah satu guncangan terjadi. Warga SMPN 15 Kota Tasikmalaya terlarut dalam satu kondisi terguncang, kekalutan, katakutan. Peristiwa itu, Rabu (30/4/25) siang. Kepala sekolah bersama guru berupaya menenangkan hingga mengarahkan ke luar di satu titik.

Beberapa saat petugas BPBD, Damkar dan tim medis tiba setelah ditelepon kepala sekolah. Dalam keguncangan, kegetiran, lalu-lalang petugas bersama para pendidik berusaha mengevakuasi mereka yang tertahan dan luka, diangkut mobil-mobil ambulance ke luar.

“Kehadiran kita hari ini menegaskan kembali betapa pentingnya semangat kebersamaan dan kegotongroyongan sebagai kekuatan utama dalam menghadapi ancaman bencana di daerah kita”, ujar Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi, saat berada di lokasi itu.

Ia menyaksikan sebabak peristiwa dalam simulasi kebencanaan yang membuat larut haru yang hadir. SMPN di wilayah Kecamatan Tamansari itu menjadi lokasi berlangsung Apel Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 tingkat Kota Tasikmalaya. Pada dua hari sebelumnya, warga sekolah ini pun diedukasi kesiapsiagaan kebencanaan oleh BPBD Kota Tasikmalaya.

Selain wali kota, hadir dalam apel serta simulasi kebencanaan itu, Wakil Wali Kota Diky Chandra, Sekda Asep Goparullah bersama unsur Forkopimda, anggota DPRD, sejumlah kepala dinas, jajaran Forkopimcam, dll. Kepala sekolah terlihat menjadi sosok yang harus paham, tenang. Dia memotori segala langkah yang perlu diambil di awal kejadian.

Wali kota menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran petugas penanggulangan bencana, komunitas kemanusiaan, masyarakat Kota Tasikmalaya, serta seluruh pemangku kepentingan yang telah menunjukkan komitmen dan dedikasi dalam upaya penanggulangan bencana.

Kesiapsiagaan bencana harus dibangun sejak dini. Mulai dari lingkungan keluarga sebagai unit komunitas terkecil. Viman mengajak seluruh pihak untuk memperkuat ketahanan komunitas, memetakan prioritas kawasan rawan bencana di 69 kelurahan di Kota Tasikmalaya.

Lalu, mengimplementasikan program Satuan Pendidikan Aman Bencana di seluruh jenjang pendidikan, serta mendukung gerakan nasional simulasi evakuasi mandiri di 2025 sekolah.

Pesan berikut wali kota, meminta seluruh warga masyarakat selalu menjaga keharmonisan sosial, memelihara kelestarian lingkungan hidup, aktif memberikan informasi potensi bencana di lingkungan masing-masing, bersinergi dengan BPBD, TNI, Polri, dan pihak terkait.

Berikan pemahaman kesiapsiagaan sampai ke tingkat keluarga. Selain itu, membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga menjadi bagian penting dari upaya mitigasi bencana berbasis komunitas.

Frekwensi kejadian bencana
Dilaporkan wali kota juga, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, frekuensi kejadian bencana di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan. Bencana yang dominan terjadi adalah genangan air dan banjir akibat hujan ekstrem, pergerakan tanah dan tanah longsor, pohon tumbang, serta sambaran petir.

Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor hidrometeorologi dan perubahan iklim. Karena itu, sinergitas dan kolaborasi seluruh unsur masyarakat menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar, sebagaimana diamanatkan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. red
 

0 Komentar