Tasikplus.com-Satu tim dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Siliwangi (Unsil), menjabarkan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Memberi pelatihan diversifikasi pangan lokal pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Teratai, Desa Gunajaya, Kecamatan Manonjaya, Kab.Tasikmalaya, Jabar.
Pelaksanaan pengabdian bagi masyarakat dalam skema Program Kemitraan Masyarakat (PbM-PKM) Unsil Tahun 2024. Cukup motivasi mendongkrak nilai tambah ekonomi tanaman talas pratama yang dihasilkan warga petani Desa Gunajaya. Produktivitas tanaman talas yang terbilang jenis baru di wilayah desa ini menghasilkan per hektare 15-20 ton.
Ketua pelaksana tim PbM, Dr H D Yadi Heryadi Ir MSc. Beranggota Hj Tenten Tedjaningsih Ir MSi, Intan Nurcahya SP MP, Yogi Nirwanto S.Hut MP, Suci Apsari Pebrianti STP MSc. Melibatkan mahasiswa Faperta, Reisya Kamiliya Heryadi, Maria Ulfah, Maisa, Shofwatunnisa dan Salma Zahra Auliya.
Desa Gunajaya perlahan menambah khasanah produk pertanian khususnya komoditas talas pratama. Namun selama ini hasil panen seluruhnya masih dijual dalam bentuk raw material atau bahan baku. Warga masih dalam keterbatasan kemampuan atau keterampilan hingga peralatan pengolahan pascapanen di pemanfaatan proses olah produksi.
“Karena itu, maka KWT Teratai diberdayakan untuk dapat mengolah bahan baku yang sudah ada, guna pengembangan hasil yang dapat lebih diterima masyarakat. Melalui upaya diversifikasi pengolahan produk untuk ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan lewat mitra KWT”, ungkap Dr H D Yadi Heryadi.
Pendekatan pelatihan sehari Ahad pekan lalu itu, berupa paparan teori dan lebih banyak praktik. Menjadikan bahan baku itu dalam ragam olahan produk yang dapat meningkatkan harga jual. Seperti dijadikan tepung, crackers dan berbagai produk olahan lainnya. Selepas penyuluhan, tim ini masih lanjutkan program pendampingan sampai empat bulan ke depan.
Dalam kegiatan, para dosen/anggota tim pengabdian masing-masing memberikan beberapa materi. Mulai penyuluhan tentang budidaya tanaman talas pratama, ada juga yang membimbing simulasi praktik pengolahan seraya dipahamkan akan masa simpan segar umbi ini cukup pendek, kandungan airnya tinggi.
“Talas pratama mengandung pati relatif tinggi sehingga bisa diolah menjadi tepung. Selanjutnya, tepung talas pratama bisa diolah lanjut menjadi berbagai produk pangan lokal seperti cilok, mochi, kue kering, dll”, ucap Intan di kegiatan praktik pelatihan.
Sambut baik
Ketua pelaksana tim PbM, Dr H D Yadi Heryadi Ir MSc. Beranggota Hj Tenten Tedjaningsih Ir MSi, Intan Nurcahya SP MP, Yogi Nirwanto S.Hut MP, Suci Apsari Pebrianti STP MSc. Melibatkan mahasiswa Faperta, Reisya Kamiliya Heryadi, Maria Ulfah, Maisa, Shofwatunnisa dan Salma Zahra Auliya.
Desa Gunajaya perlahan menambah khasanah produk pertanian khususnya komoditas talas pratama. Namun selama ini hasil panen seluruhnya masih dijual dalam bentuk raw material atau bahan baku. Warga masih dalam keterbatasan kemampuan atau keterampilan hingga peralatan pengolahan pascapanen di pemanfaatan proses olah produksi.
“Karena itu, maka KWT Teratai diberdayakan untuk dapat mengolah bahan baku yang sudah ada, guna pengembangan hasil yang dapat lebih diterima masyarakat. Melalui upaya diversifikasi pengolahan produk untuk ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan lewat mitra KWT”, ungkap Dr H D Yadi Heryadi.
Pendekatan pelatihan sehari Ahad pekan lalu itu, berupa paparan teori dan lebih banyak praktik. Menjadikan bahan baku itu dalam ragam olahan produk yang dapat meningkatkan harga jual. Seperti dijadikan tepung, crackers dan berbagai produk olahan lainnya. Selepas penyuluhan, tim ini masih lanjutkan program pendampingan sampai empat bulan ke depan.
Dalam kegiatan, para dosen/anggota tim pengabdian masing-masing memberikan beberapa materi. Mulai penyuluhan tentang budidaya tanaman talas pratama, ada juga yang membimbing simulasi praktik pengolahan seraya dipahamkan akan masa simpan segar umbi ini cukup pendek, kandungan airnya tinggi.
“Talas pratama mengandung pati relatif tinggi sehingga bisa diolah menjadi tepung. Selanjutnya, tepung talas pratama bisa diolah lanjut menjadi berbagai produk pangan lokal seperti cilok, mochi, kue kering, dll”, ucap Intan di kegiatan praktik pelatihan.
Sambut baik
Pada pembukaan kegiatan, Kepala Desa Gunajaya, Eli Surahman SP menyambut baik pelatihan. Harapannya, pola pembinaan diversifikasi menjadi solusi perlunya pengembangan produk pascapanen dengan mempertimbangkan preferensi konsumen.
Di acara pembukaan pelatihan itu juga hadir perwakilan camat Manonjaya, koordinator BPP, perangkat desa, selain warga/anggota KWT. Tim PbM Unsil ini pun memberikan bantuan sampel atau stimulasi peralatan produksi berupa oven skala rumah tangga, alat pencacah talas, mixer, blender, pisau bagi KWT Teratai. gus
Di acara pembukaan pelatihan itu juga hadir perwakilan camat Manonjaya, koordinator BPP, perangkat desa, selain warga/anggota KWT. Tim PbM Unsil ini pun memberikan bantuan sampel atau stimulasi peralatan produksi berupa oven skala rumah tangga, alat pencacah talas, mixer, blender, pisau bagi KWT Teratai. gus
0 Komentar