Warga Mayangcinde dalam Kekhawatiran Rumahnya Tergusur Longsor

Rumah warga di Kp.Mayangcinde, Desa Sirnaraja, Kec.Cigalontang, Kab.Tasikmalaya,Jabar, menanti perhatian pemerintah, setelah dalam bayangan longsor tebing tanah belakang rumahnya.
Tasikplus.com - Tibanya musim hujan, disambut senang banyak orang. Setelah kemarau panjang membuat lahan-lahan kekeringan. Namun boleh jadi sedikit berbeda dirasakan beberapa penduduk Desa Sirnaraja, Kec.Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar ini.

Ada kecemasan atau kekhawatiran menyertainya. Ada bayangan kondisi tebing curam yang bisa dadakan tergerus air terjadi tanah longsor. Dan, areal tanah ini berada di tepian rumah warga, tepatnya di betulan Kampung Mayangcinde.

Di atas tanah bertebing curam itu setidaknya ada rumah yang ditinggali keluarga Dayat dan Nenek Otih. Di rumah Dayat dihuni lima orang terdiri anak dan isterinya. Nek Otih sendirian. Tanah bertebing hanya 1-3 meter di belakang rumah mereka.

Ceritanya, kala itu Jumat pekan kedua November 2022, menyertai hujan deras di Mayangcinde, tiba-tiba salah seorang anak Dayat kaget mendengar suara gemuruh. Beberapa saat sangat terkejut ia mendapati suasana lereng belakang rumah yang sudah tergusur, longsor. Material tanahnya menimpa jalan di bawahnya.

Lahan terbuka di belakang rumah sudah menghilang. “Pada hari kejadian, sekitar pukul 14.00 WIB saya tengah berada di luar. Tiba-tiba anak dari rumah menelepon. Mengabarkan kejadian longsor, penuh ketakutan. Hari itu hujan memang cukup deras,” aku Dayat.

Setiba di rumah, sambungnya, ia juga sangat terkejut. Mengerikan melihat kondisinya. Tepian lahan belakang rumah beberapa meter sudah tiada. Isterinya juga ia dapati cukup ketakutan. Di atas lahan yang tanahnya sudah longsor habis tergusur, dinding bagian belakang rumah itu bertahan persis di atas tebing curam tegak ke bawah tepian bekas longsor.

Masih cerita Dayat, beberapa saat setelah kejadian longsor, warga dan relawan BPBD datang menangani keadaan dengan membersihkan material longsoran di bawahnya. Gunungan tanah menimpa jalan desa yang membentang di bawah tebing, belakang rumah Dayat dan Otih, akhirnya bisa dilalui.

Kejadian itu menjadi kabar menyebar. Tentunya sampai ke pemerintahan desanya, lanjut hingga ke instansi berwenang yang berkaitan kebencanaan. Ke rumah keluarga ini sempat ada perhatian bantuan berupa paket sembako. Selepas itu tak gelagat bantuan penanganan menenangkan.

Sangat dinantinya perhatian pemerintah berkenaan ancaman struktur tanah yang bisa terulang longsor mengancam bangunan rumah. Setelah kejadian itu, aku keluarga ini tak ada lagi perhatian. Mereka cukup mengkhawatirkan kejadian tanah tergusur air apalagi gelagat musim hujan sekarang tiba.

Mila, seorang anak Dayat, saat dihubungi mengatakan, kondisi lahan bekas longsoran tinggi belakang rumahnya masih membentuk dinding tinggi curam. Ia sangat berharap ada penanganan kondisi tebing curam yang persis di atasnya jadi bagian ujung dinding tembok rumahnya.

Harapan Dayat sebelumnya sempat dalam perhitungan jika saja ada bronjong batu penahan tebing, itu akan cukup membantu. Penanganan itu akan membuat keluarga-keluarga ini cukup terbebas dari kecemasan bayangan tebing longsor yang mengancam rumah tinggal mereka. gus
 

0 Komentar