Ilustrasi perhitungan |
Ada yang sudah memastikan di hari Jumat, lainnya memungkinkan di hari Sabtu. Tak sedikit kalangan juga pada pilihan menanti pengumuman dari sidang isbat penentuan 1 Syawal yang digelar pemerintah. Metoda dalam penentuan sidang ini populer merujuk rukyatul hilal atau pemantauan visibilitas bulan di beberapa titik.
Pada kalangan lainnya, umat Islam meneguhi penetapan awal Ramadan hingga 1 Syawal, berdasar ilmu falaq atau hisab (astronomi). Namun begitu perhitungan ini pun masih ada potensi perbedaan atas kenyataan posisi hilal yang di tiap wilayah bisa berbeda, kemudian dikaitkan dengan kesepakatan MABIMS.
Kalau istilah hilal adalah kejadian bulan sabit muda pertama yang terlihat setelah terjadi ijtimak (konjungsi) pada posisi setelah bulan dan matahari berada di garis bujur yang sama. Sedangkan MABIMS adalah kumpulan Menteri Agama asal negara Brunei, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Para menteri ini mensyaratkan pergantian bulan dalam tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dari satu informasi yang diperoleh untuk hamparan wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, berdasar perhitungan astronomi (hisab), ternyata Idul Fitri 1444 H, jatuh pada hari Jumat tanggal 21 April 2023. Hal ini merujuk pada Ijtimak yang terjadi qabla ghurub, hari Kamis tanggal 20 April, pukul 11.13 WIB, di Tasikmalaya.
Sejak lama, satu pesantren tua di Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang cukup akrab dengan gunakan perhitungan ini, memunculkan hasil perhitungan itu cukup meyakinkan. Sosok tokoh pesantren, Aj.U.Johar, dalam satu perbincangan dengan Tasikplus.com, memapar hasil hitung metoda hisab (astronomi).
Pada satu lembar kertas hasil perhitungan itu, ketetapan Idul Fitri Ramadan 1444 H tertulis, bertepatan pada hari Jumat tanggal 21 April 2023. Jumlah hari berpuasa 29 hari. Dari perhitungan bersama beberapa santri dan alumni pesantren ini, sepekan lalu, didapatkan catatan yang cukup bisa dipertanggungjawabkan.
Penetapan Idul Fitri pada hari Jumat (21/4), setelah Ijtimak Hakeki jelang 1 Syawal qabla-jawal (sebelum Dhuhur) pada hari Kamis tanggal 20 April 2023. Waktunya pukul 11.15 (58 detik) WIB. Ketinggian hilal 3 derajat, arah kemiringan kiri selama 12,8 detik.
Saat ijtimak qablal-ghurub (sebelum terbenam matahari) pada siang Kamis, praktis sudah memasuki kriteria wujudul hilal atau keesokan harinya posisi bulan sudah berubah, dari Ramadan ke bulan Syawal. Hal ini pun sebagaimana penetepan pergantian tanggal pada bulan hijriah di waktu petang hari atau sejalan matahari terbenam. gus
Pada kalangan lainnya, umat Islam meneguhi penetapan awal Ramadan hingga 1 Syawal, berdasar ilmu falaq atau hisab (astronomi). Namun begitu perhitungan ini pun masih ada potensi perbedaan atas kenyataan posisi hilal yang di tiap wilayah bisa berbeda, kemudian dikaitkan dengan kesepakatan MABIMS.
Kalau istilah hilal adalah kejadian bulan sabit muda pertama yang terlihat setelah terjadi ijtimak (konjungsi) pada posisi setelah bulan dan matahari berada di garis bujur yang sama. Sedangkan MABIMS adalah kumpulan Menteri Agama asal negara Brunei, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Para menteri ini mensyaratkan pergantian bulan dalam tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Dari satu informasi yang diperoleh untuk hamparan wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, berdasar perhitungan astronomi (hisab), ternyata Idul Fitri 1444 H, jatuh pada hari Jumat tanggal 21 April 2023. Hal ini merujuk pada Ijtimak yang terjadi qabla ghurub, hari Kamis tanggal 20 April, pukul 11.13 WIB, di Tasikmalaya.
Sejak lama, satu pesantren tua di Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang cukup akrab dengan gunakan perhitungan ini, memunculkan hasil perhitungan itu cukup meyakinkan. Sosok tokoh pesantren, Aj.U.Johar, dalam satu perbincangan dengan Tasikplus.com, memapar hasil hitung metoda hisab (astronomi).
Pada satu lembar kertas hasil perhitungan itu, ketetapan Idul Fitri Ramadan 1444 H tertulis, bertepatan pada hari Jumat tanggal 21 April 2023. Jumlah hari berpuasa 29 hari. Dari perhitungan bersama beberapa santri dan alumni pesantren ini, sepekan lalu, didapatkan catatan yang cukup bisa dipertanggungjawabkan.
Penetapan Idul Fitri pada hari Jumat (21/4), setelah Ijtimak Hakeki jelang 1 Syawal qabla-jawal (sebelum Dhuhur) pada hari Kamis tanggal 20 April 2023. Waktunya pukul 11.15 (58 detik) WIB. Ketinggian hilal 3 derajat, arah kemiringan kiri selama 12,8 detik.
Saat ijtimak qablal-ghurub (sebelum terbenam matahari) pada siang Kamis, praktis sudah memasuki kriteria wujudul hilal atau keesokan harinya posisi bulan sudah berubah, dari Ramadan ke bulan Syawal. Hal ini pun sebagaimana penetepan pergantian tanggal pada bulan hijriah di waktu petang hari atau sejalan matahari terbenam. gus
0 Komentar