Kegiatan tersebut digelar bekerja sama dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar. Dihadiri masyarakat yang turut ambil dalam kegiatan itu tak kurang 100 orang.
Kepala RSAU dr. M. Salamun Dokter Aplin Ismunanto mengatakan, kegiatan itu guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahayanya stunting bagi buah hati. Penanganan stunting perlu sinergi. Masyarakat harus berperan aktif.
“Sinergi dan peran aktif malah perlu terus ditingkatkan, sebagaimana stunting merupakan musuh bersama yang harus diperangi”, ujarnya. Rangkaian lainnya di samping edukasi stunting, ada juga pemeriksaan kesehatan gratis bagi balita dan ibu hamil.
Stunting ibarat musuh yang harus dikalahkan. Stunting efeknya tidak hanya sekarang, tetapi dalam jangka panjang, seperti menghambat pertumbuhan saraf, kognitif, motorik, bahasa, risiko obesitas, gangguan psikis, reproduksi dan produktivitas.
Keyakinannya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya stunting, dapat menjadi pelindung bagi buah hati dari ancaman tersebut dan berdampak positif bagi penurunan stunting.
Hal senada diungkapkan Plt Kepala BKKBN Jawa Barat, Dadi Roswandi. Kolaborasi, katanya, menjadi kata kunci terpenting dalam mengentaskan stunting di Jawa Barat. Ia pun mengapresiasi RS Salamun yang terlibat.
Pada keterangan lain Dadi, kegiatan sinergi itu sebagai tindak lanjut MoU level nasional yang kemarin berlangsung di Kupang, NTT. “Jadi, kita saling bekerja sama dan berkolaborasi antara pemerintah dan juga TNI. Karena kolaborasi adalah kuncinya", ungkapnya.
Dadi sempat mengajak, mencegah stunting dimulai dari hulu. Mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, pascapersalinan, baduta dan balita. “Kita harus sama-sama melakukan pencegahan di level-level ini", pungkasnya. rls/red
Kepala RSAU dr. M. Salamun Dokter Aplin Ismunanto mengatakan, kegiatan itu guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahayanya stunting bagi buah hati. Penanganan stunting perlu sinergi. Masyarakat harus berperan aktif.
“Sinergi dan peran aktif malah perlu terus ditingkatkan, sebagaimana stunting merupakan musuh bersama yang harus diperangi”, ujarnya. Rangkaian lainnya di samping edukasi stunting, ada juga pemeriksaan kesehatan gratis bagi balita dan ibu hamil.
Stunting ibarat musuh yang harus dikalahkan. Stunting efeknya tidak hanya sekarang, tetapi dalam jangka panjang, seperti menghambat pertumbuhan saraf, kognitif, motorik, bahasa, risiko obesitas, gangguan psikis, reproduksi dan produktivitas.
Keyakinannya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya stunting, dapat menjadi pelindung bagi buah hati dari ancaman tersebut dan berdampak positif bagi penurunan stunting.
Hal senada diungkapkan Plt Kepala BKKBN Jawa Barat, Dadi Roswandi. Kolaborasi, katanya, menjadi kata kunci terpenting dalam mengentaskan stunting di Jawa Barat. Ia pun mengapresiasi RS Salamun yang terlibat.
Pada keterangan lain Dadi, kegiatan sinergi itu sebagai tindak lanjut MoU level nasional yang kemarin berlangsung di Kupang, NTT. “Jadi, kita saling bekerja sama dan berkolaborasi antara pemerintah dan juga TNI. Karena kolaborasi adalah kuncinya", ungkapnya.
Dadi sempat mengajak, mencegah stunting dimulai dari hulu. Mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, pascapersalinan, baduta dan balita. “Kita harus sama-sama melakukan pencegahan di level-level ini", pungkasnya. rls/red
0 Komentar