Langkah itu setelah beberapa hari terakhir menggaung, menimbulkan bau menyengat dari warga sekolah dan sekitar. Menyuarakan protes. Menganggu aktivitas belajar murid sekolah, hingga harus membuat pembelajaran berpindah di ruangan musala.
"Ini sebenarnya masalah berulang. Saya juga mohon maaf kepada warga, terutama pihak sekolah yang terganggu aroma tidak sedap dari tumpukan sampah ini,” tutur Kepala Dinas LH Kota Tasikmalaya, Deni Diyana kepada wartawan di lokasi TPS, Rabu sore.
Tampak sejumlah petugas berada di lokasi TPS. Mereka mencoba membersihkan limbah-limbah dan sampah, dengan opsi memindahkan tumpukan ke lokasi lain.
Pernyataan Deni berikutnya, penanganan kondisi di TPS ini bukan tidak ada upaya. Tapi memang kondisinya seperti itu. Tak mudah menutup atau mengalihkan sampah-sampah yang memang asal warga di lingkungan sekitar, serta ada juga warga luar kawasan itu. Pihaknya dalam pilihan menutup TPS.
“Kami akan uji coba menutup TPS ini. Pembuangan sampah akan dialihkan ke Depo Mayasari, kawasan Pasar Lama. Paling tidak kami mengurai konsentrasi dari dua titik ke satu titik,” paparnya.
Opsi lainnya, akan menugaskan pengawas khusus, karena di Depo Mayasari pasti akan terjadi lonjakan timbunan sampah. Mobilitas pengangkutan harus ditambah. Jangan sampah terlambat dan menumpuk.
Lanjut Deni, pihaknya kesulitan membuka TPS baru karena di wilayah tersebut sangat padat pemukiman. Upaya lainnya, sedang mengembangkan teknologi tepat guna dengan alat pembakar sampah.
"Mudah-mudahan bisa jadi solusi di beberapa wilayah. Kalau wilayah yang tidak ada TPS, kami fasilitasi bak sampah yang lebih kecil. Ketika penuh, langsung diangkut,” bebernya.
Sempat juga disinggungnya, ketersendatan pengangkutan masih mungkin terjadi, saat ada ketersendatan di area pengelolaan di TPA (tempat pembuangan akhir) Sampah Ciangir. red
0 Komentar