Kolaborasi yang Makin Intens Diharapkan Makin Cepat Raih Target Turunkan Stunting

Tim promosi program cegah stunting terdiri unsur BKKBN Jabar, anggota DPR RI, dan pejabat pemerintah, Sabtu (13/8), mengunjungi warga Kab.Tasik utara. Berlokasi di Kec.Jamanis.
Terus menyuarakan perlunya kerja sama, berkolaborasi cegah penyebaran stunting di masyarakat, pada Sabtu (13/8), mengemuka di hadapan warga Tasik utara, Kab.Tasikmalaya. Disampaikan tim BKKBN Jabar bekerja sama dengan anggota Komisi IX DPR RI serta unsur pemerintah daerah.

Lokasi pertemuan tepatnya di Gedung Olahraga Desa Karangmulya, Kecamatan Jamanis. Menjadi pemateri dalam acara itu, anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendi, Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Barat, Herman Melani SH MH.

Satu pemateri lagi di kegiatan Sosialisisasi Program Bersama Mitra Kerja, bertajuk Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 itu, Kabid Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Dinsos Kab.Tasikmalaya, Dadan Hamdani SKM MSi.

Di hadapan ratusan orang peserta yang hadir asal berbagai kalangan di Jamanis, Hj Nurhayati mengemukakan, di tahun 2045 Indonesia mempunyai impian mewujudkan generasi emas. Bonus demografi itu dapat tercapai setelah didukung tersedianya SDM yang berkualitas.

“Generasi berkualitas yaitu terdiri sumber daya manusia yang cerdas, sehat, kreatif, berani, dan berdaya saing. Jadi, ini terletak pada persiapan generasi penerus untuk menuju sumber daya yang berkualitas," jelasnya.

Salah satu tantangan pembangunan menuju Indonesia berkualitas adalah prevalensi stunting yang masih harus ditekan. Dan, untuk terus menekan, mencegah prenyebaran stunting ini, tak bisa hanya dilakukan pemerintah. Tapi harus bekerja sama segenap komponen.

“Kita harus duduk bersama, bagaimana kita bisa menurunkan stunting ini,” ajaknya pada yang hadir dalam pemaparan yang ia sampaikan secara virtual. Hj Nurhayati berhalangan hadir langsung.

Prevalensi stunting nasional saat ini mencapai 24%. Pemerintah menarget-turunkan ke angka sekitar 14% di 2024. Di antara dampak anak kena stunting tak saja dengan tubuh pendek, tapi IQ rendah, berpotensi menjadi generasi tidak produktif. Perkembangan kognitif dan motorik terhambat.

Senada di kesempatan acara di Jamanis, Koordinator Bidang Advokasi Penggerakkan dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Barat, Herman Melani antara lain menegaskan, untuk menurunkan angka stunting sampai 14% perlu kerja kolaborasi.

Pihaknya (BKKBN) tidak mungkin bisa berjalan sendiri, seperti halnya upaya dilancarkan selama ini membangun sinergi dengan berbagai pihak. Termasuk mendapat support intens dari mitra kerja anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati.

Ia juga menyiratkan adanya kerja sama makin meningkat dalam kemitraan dengan pemerintah daerah, dimulai kepala daerah atau bupati/wali kota sampai jajaran kepala desa.

Herman menambahkan, pihaknya sangat berharap dengan kolaborasi ini makin berefek pada upaya percepatan penurunan stunting. Dengan kerja sama intens semakin cepat meraih penurunan angka sebaran stunting sesuai target. dra


 

0 Komentar