Warga di sekitar aliran irigasi Bendung Padawaras, Tasik Selatan, memprotes tak optimalnya keberadaan Irigasi Padawaras. Mereka mempersoalkan itu, pengamatannya, akibat kurangnya kesungguhan atau perhatian petugas dalam instansi yang membawahinya.
Ratusan warga ini mewakili lainnya perwakilan tiga desa di sekitar irigasi itu yakni, Desa Padawaras, Desa Kertasari dan Desa Sindangkerta, Kec.Cipatujah, Kab.Tasikmalaya. Mengadukan kondisi saluran irigasi tersebut ke anggota Dewan.
Kedatangan warga ke Gedung Dewan pada Januari lalu. Mayoritas dari mereka berprofesi sebagai petani, dalam kawal kepala desa masing-masing. Menyoal kurang optimalnya perhatian. Dan, gelagatnya apa yang mereka harapkan masih jadi sebatas angan-angan.
Adapun beberapa hal yang mereka persoalkan sekaligus harapkan, sebagaimana sorotan itu disampaikan juru bicaranya, Yayan Siswandi, dimulai soal normalisasi irigasi Padawaras. Tak mereka dapati upaya-upaya ke arah itu secara signifikan.
“Kenapa kami mengajukan tuntutan-tuntutan ini? Karena, selama belasan tahun lahan-lahan sawah kekeringan. Sesuai potensinya, mestinya Irigasi Padawaras itu mengairi delapan desa. Tapi kenyataan hanya dua desa yang teraliri,” ujar Yayan yang juga kades Padawaras.
Tuntutan kedua, ada transparansi dalam perekrutan petugas pengelolaan Irigasi Padawaras yang ditujukan kepada UPTD Ciwulan-Cilaki. Mereka berharap ada warga lokal Cipatujah yang dipekerjakan di dalamnya, sehingga dapat memacu kepedulian lebih atas daerahnya.
Ketiga, warga menuntut aparat di UPTD Ciwulan-Cilaki Dinas SDA Jabar, tidak duduk manis di kantor. Secara berkala mengutus petugas melakukan pengecekan/perhatian ke Irigasi Padawaras hingga hilir. Sekali-kali pejabat tingginya turun langsung ke lapangan.
Klaim di soal anggaran
Namun, apa yang jadi sorotan warga ini termasuk optimalisasi pemeliharaan yang berefek pada daya alir airnya yang meluas, bisa masih jadi angan-angan. Klaim masalahnya di soal anggaran. Dalam satu perbincangan dengan Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar, Dikky A Sidik, Februari lalu, hal itu tersirat.
Tasikplus mengonfirmasikan apa saja paket kegiatan di tahun 2022, Dikky berterus terang, usulan anggaran yang kemudian jadi alokasi di UPTD ini pada TA 2022, hanya turun setengahnya dari tahun kemarin. Fokus kegiatan paling hanya ke kegiatan pemeliharaan biasa saluran-saluran irigasi dan situ.
Dari biasanya mendapat gelontor seperti tahun lalu sekitar 600 miliar, sebut Dikkyi, tahun ini hanya Rp 300 miliar. Pengurangan ini berkait dengan kebijakan pemerintah yang masih memokuskan penggunaan anggaran ke penanganan pandemi virus. gus
0 Komentar