Anak-anak pengambil buku sekolah akhirnya diamankan petugas. Pengakuan mereka, hasil penjualan buku terus dipakai main game online |
Sekelompok anak dan
remaja ini berulah. Melakukan aksi pencurian buku di satu sekolah dasar (SD).
Membawa buku paket pelajaran dalam jumlah hingga satu kwintal. Kemudian, dijual
ke tukang rongsokan. Buntut ulahnya, mereka diamankan pihak berwajib.
Kejadian pencurian menimpa SDN 2 Tugu, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan
Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Para pelaku ini lantas terungkap berjumlah
10 bocah dan remaja dari awalnya empat orang pelaku.
Pertama diketahui ada pencurian buku oleh penjaga sekolah, Senin (15/2).
Kabar pun tersebar sampai ke kuping warga di sekitar lingkungan sekolah. Mendengar
itu sebagian warga berusaha melakukan pencarian, penelusuran.
Hingga dari satu upaya ada di antara remaja yang mendapati info bahwa
pelaku menjurus pada mereka yang berbuat. Langkah warga sampai akhirnya pada
Rabu (17/2) malam, sekira pukul 21.30 WIB, berhasil mengamankan empat pelaku.
Ternyata, para pelaku pencurian masih berusia di bawah umur. Dalam
introgasi, para paku mengaku kepada ketua RW, kepala sekolah dan komite sekolah,
telah mencuri buku di SD itu, terus dijual seharga Rp 600 ribu ke tukang
rongsokan.
Mendengar pengakuan itu, pilihan warga melaporkannya ke petugas di Polsek
Cihideung, Polresta Tasikmalaya. Beberapa saat petugas langsung mendatangi
lokasi, dan membawa keempat pelaku untuk diamankan hingga proses hukum
perbuatannya.
Sekitar 30 menitan berselang, warga ada yang membawa tiga pelaku lainnya
yang jadi bagian komplotan mereka. Sehingga keseluruhannya menjadi 8 orang.
Kebanyakan pelaku bukan warga sekitar lingkungan sekolah maupun pemukiman
penduduk Cipicung.
Selama penanganan warga, para pelaku terlebih yang berusia remaja nyaris
jadi sasaran amukan warga yang kesal lantaran mengganggu kegiatan pendidikan di
sekolah lingkungan mereka. Beruntung gelagat itu bisa ditenangkan ketua RW dan
yang lainnya.
Para pelaku sempat diamankan di satu rumah warga yang aman. Hingga
beberapa saat datang petugas kepolisian. Dari empat pelaku awal itu, ada
seorang remaja dewasa yang diduga jadi otak pencurian.
Dari pengakuan pelaku
Keterangan Ketua Komite SDN 2 Tugu, Agus Nasaromdoni, total buku paket pelajaran
yang diembat pelaku, dari kelas I sampe kelas VI, dalam hitungan senilai Rp 25
juta. Awal pelaku terungkap saat salah seorang pelaku ada yang mengakui telah
mencuri buku di sekolah itu.
"Jadi, anak-anak SMP di lingkungan kita ikut menyelidiki kasus ini
awalnya. Lalu, mengetahui ada seorang pelaku yang mengakui telah mencuri buku
itu. Sehingga dicari, sampai berhasil dibawa ke rumah pak ketua RW," ungkapnya.
Keseluruhan pelaku, catatan ketua komite sekolah, 10 orang dan yang baru
ditangkap serta diserahkan ke petugas kepolisian delapan orang. Untuk yang dua
orang lagi sudah diketahui warga identitasnya.
Sepakat menasehati awalnya
Masih pengakuan Agus, awalnya ia bersama warga dalam rencana menasehati
mereka setelah terungkap dan mengakui, serta tak mengulang perbuatannya. Tapi
rencana itu berubah.
"Tadinya warga sepakat untuk menasehatinya saja, agar tak mengulang
perbuatannya. Apalagi katanya, baru kali ini mencuri buku. Tapi kata warga
lain, komplotan ini sering melakukan aksi pencurian. Jadi, akhirnya kami
serahkan saja ke polisi," sambungnya.
Sementara itu, pernyataan Kepala SDN 2 Tugu, Makmun, para pelaku ini
telah mencuri buku-buku di sekolahnya yang diterima pada akhir tahun 2020 di
sekolahnya. Buku-buku itu bantuan Kementerian Pendidikan.
Aksi masuk mereka ke sekolah, terang Makmun, pada hari Minggu (14/2), pertamanya
ke ruangan kelas I dan II sekira pukul 15.00 WIB. Kemudian, pihak sekolah baru
mengetahuinya hari Senin (15/2).
Yang mengetahui pertama kali kondisi kelas telah berantakan, banyak buku
yang hilang, adalah penjaga sekolah. Sebagin lagi banyak buku yang jilid-jilidnya
sudah disobek. Dalam hitungan dia, total berat buku yang dijual pelaku mencapai
1 kwintal. red
0 Komentar