Aseng Supriatna |
Sekitar
2,5 bulan ini sejumlah daerah mengalami hari-hari tanpa hujan. Prakiraan BMKG
(Badan Meteorologi Kilmatologi dan Geofisika), beberapa wilayah berpotensi dilanda
kemarau dengan puncaknya memasuki September nanti. Dampak kemarau, demikian
halnya sudah menimpa banyak daerah irigasi (DI) dalam wilayah kelola UPTD PSDA
Wilayah Sungai (WS) Ciwulan-Cilaki, Dinas SDA Jawa Barat.
Debit-debit
aliran air pada DI di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) WS Ciwulan-Cilaki, dalam kondisi menyusut
dari normalnya. “Pengamatan kita saat ini, rata-rata debit air tersisa pada
DI-DI di wilayah UPTD umumnya dalam kisaran 10-30%,” ungkap Kepala UPTD PSDA WS
Ciwulan-Cilaki, Aseng Supriatna ST MSi.
Namun,
sambung Kepala UPTD PSDA yang baru sekitar sebulan itu bertugas, didapatinya juga
beberapa kawasan bermasa musim tanam (MT) ketiga, sebagai tanaman tambahan di
samping ada juga dengan palawija. Pada umumnya lahan bermasa tanam biasa
berlangsng dua kali dalam setahun. Sehingga penyusutan air diperkirakan tak
begitu besar memengaruhi produksi gabah setahunan.
Ada
enam DI dalam lingkup UPTD Ciwulan-Cilaki. Kesemuanya bersumber hulu air dari
Sungai Ciwulan. Keenamnya meliputi DI Cipalebuh, Biuk , Cibanjaran, Merejan,
Ciramajaya, dan DI Padawaras. Aliran DI dalam lintas wilayah kab/kota, sejak
Kab.Garut, melewati Tasikmalaya, hingga Kab.Pangandaran.
DI
yang jadi wilayah kelola UPTD ini, irigasi berdebit suplai ke area/lahan berkisar
1.000 – 3.000 hektar. Volume air daerah-daerah irigasi ini saat normal, dari
satu informasi, berkisar 1.000 – 5.000 liter/detik.
Greget perbaiki bangunan
irigasi
Mengisi
masa-masa awal kepemimpinannya di Tasikmalaya, Aseng, tampak fokus mengamati kondisi
DI-DI. Sambangi satu daerah irigasi ke irigasi lainnya. Setelah memilih banyak
turun ke lapangan, satu pengakuan Aseng lagi, dirinya sangat greget untuk bisa
memperbaiki atau menyempurnakan kondisi-kondisi bangunan irigasi, bangunan
pintu-pintu air, yang sudah butuh perbaikan.
“Masih
pada berfungsi sih. Cuma cukup banyak
juga yang sudah saatnya diperbaiki. Kita akan coba perjuangkan atau usulkan ini
melalui dinas,” aku sosok yang selama ini dalam rentang panjang dinas di
lingkup Ditjen Binamarga. Kemudian pada gilirannya harus hijrah ke lembaga
kelola infrastruktur irigasi.
Dalam
rangkaian dinas Aseng, jadi catatan pengalaman tersendiri lulusan ATPU ini, pernah
ditugaskan dalam pembangunan jalan-jalan startegis nasional. Menempati jabatan
kasi di Dinas Binamara, Satker dalam pekerjaan jalan nasional. Sebelum ini lagi,
ia kepala Balai VI Binamarga di Cirebon. gus
0 Komentar