Pimpinan BNN Ajak Segenap Pihak Cegah Tasikmalaya Jadi Primadona Penyebaran Narkotika

Kepala BNN Kota Tasikmalaya, Hery (paling tengah) dan jajaran unsur pimpinan kelembagaan ini, memberikan keterangan pers berkenaan kinerja tahun 2023, kepada awak media massa PWI Tasikmalaya, Jumat (29/12).
Tasikplus.com-Pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tasikmalaya, menggelar ekspose. Menggambarkan penyalahgunaan narkotika di wilayah kerjanya yang masih perlu perhatian. Memerlukan dukungan atau keterlibatan berbagai pihak. Untuk terus menekan angka warga yang jadi korbannya.


Selain itu,dipersilakan bagi mereka yang sadar telah terjebak jadi korban penyalahgunaan narkotika dan ingin pulih, sampai mendapat rehabilitasi, untuk datang ke kantor BNN, di Jl Gubernur Sewaka Kota Tasikmalaya. BNN Kota Tasikmalaya, beriwilayah kerja hingga Kabupaten Tasikmalaya.

Ajakan dan kesiapan pelayanan itu disampaikan Kepala BNN Kota Tasikmalaya, Hery, dalam Konferensi Pers Bersama Awak Media Massa anggota PWI Tasikmalaya, Jumat (29/12), di kantornya. Ia didampingi seluruh pimpinan bidang, mulai Pencegahan, Pemberantasan, Rehabilitasi, dan Umum.

Dalam rangkaian langkah pencegahan penyalahgunaan atau deteksi dini narkotika yang dilancarkan sepanjang tahun 2023 antara lain melalui tes urine kepada 896 orang, termasuk menyasar lingkungan pemerintahan dengan jumlah terbanyak mencapai 507 orang.

Tes urine kemudian diarahkan kepada lingkungan dunia usaha, lingkungan lembaga pendidikan, dan masyarakat umum. Seterusnya ada juga model penetapan wilayah pencegahan bersih dari narkoba (Bersinar) melalui pembentukan 2 Kelurahan Bersinar.

Data lainnya, melakukan pelayanan rehabilitasi terhadap 56 klien penyalah guna narkotika dalam wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Berdasar usia warga ini terdiri kalangan usia anak (di bawah 18 tahun) sejumlah lima orang, dewasa (19-44 tahun) 45 orang, pria lanjut usia enam orang.

Sempat ditandaskan Hery, untuk kalangan yang akhirnya terkena putusan kena rehabilitasi, tanpa dikenakan biaya. “Jadi, jika kemudian ada orang meminta penyalahguna terkena rehabilitasi harus bayar, itu sama sekali tidak benar”, ujarnya.

Selain itu ada juga catatan sejumlah delapan orang yang jadi tersangka, setelah dilakukan penanganan oleh Tim Asesmen Terpadu (TAT) yang melibatkan tim medis serta aparat huum.

Ada pernyataan Hery kemudian, tak sedikit warga jadi korban penyelahgunaan narkotika lantaran dipaksa oleh seseorang pelaku, dikelabui/digoda, dibohongi dengan memasukkan pada air minum misalnya.

“Nah, untuk korban seperti ini yang sadar untuk tak makin terjerembab, ingin sehat, silakan datang ke sini dapat pelayanan pemulihan atau rehabilitasi. Tak ada biaya-biaya seperti itu”, ujar Hery.

Pada pernyataan tekad berikutnya, Hery dan jajaran mengajak segenap kalangan peduli, turut mencegah aksi jaringan pengedar penyalahgunaan narkotika yang ingin menjadikan Tasikmalaya sebagai primadona atau ajlur baru penyebaran.

Ia meyakini, Tasikmalaya sebagai Kota Santri. Ini sebagai kekuatan utama. Pihaknya siap berkolaborasi dalam kerangka tekanan peredaran narkotika. Penyalahgunaan narkotika adalah musuh bersama rakyat Indonesia yang harus dilawan secara luar biasa. gus


 

0 Komentar