Umtas Wisuda 298 Lulusan

Seperti biasanya, para wisudawan memasuki podium bergiliran dalam prosesi wisuda untuk mendapat pelantikan dari anggota senat

Tasikplus, 19 Oktober 2022                                                                                                 Menandai akhir dan sukses masa studi. Lulusan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (umtas) tahun 2022/2023, mengikuti seremoni wisuda, Rabu (19/10). Dalam iringan Sidang Terbuka Senat Umtas, jumlah wisudawan kali ini 298 orang. Terdiri jenjang diploma III, sarjana dan profesi.


Menghadiri acara, tentunya orangtua/keluarga wisudawan yang memenuhi luasnya tempat acara Graha Asia Plaza di Jl.HZ Mustofa. Kemudian pejabat yang mewakili wali kota Tasikmalaya, wakil ketua majlis Litbang Dikti PP Muhammadiyah, unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, dll.

Saat memberi sambutan, Wakil Ketua Majelis Litbang Dikti PP Muhammadiyah, Prof Edi Suandi Hamid MEC mengingatkan para wisudawan, di balik ijazah yang diterima, itu hanya tanda atau simbolik saja kalau tidak ada kompetensi di belakangnya yang harus ditunjukkan di kehidupan. Mulai kompetensi keilmuan, keterampilan dan kompetensi karakter.

Dunia kedinasan (kerja) akan melihat perfomenya, karakternya. Hal perlu jadi perhatian, kata Edi berikutnya, soal kemampuan komunikasi yang baik, kepemimpinan (berkinerja) yang terbaik, serta selalu disiplin. Perkuat soft skill. “Anda lulus di era perkembangan yang sangat dinamis, terlebih bidang IT. Jangan berhenti belajar. Selalu berpikir jauh ke depan,” imbuhnya.

Di kesempatan sama, Rektor Umtas Dr Ahmad Qonit AD MA, mengawali pidato dengan menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan, kepada keluarganya yang telah memberi kepercayaan kepada Umtas dan mendukung akademik putra/putrinya. “Semoga kesuksesan Anda mencapai akhir belajar diikuti sukses-sukses beriktunya,” kata rektor.

Pesannya kemudian, lulusannya saat ini berada pada abad disrupsi digital. Dihadapkan banyak ketidakpastian. Penuh guncangan. Kebimbangan. Kelulusan tak siap jamin berkarya. Akreditasi tak menjamin mutu. “Ini jadi bahan introspeksi bagi kita semua, dalam situasi perubahan-perubahan cepat, menimpa berbagai negara,” ujarnya seraya mendorong lulusannya, segeralah memulai karya.gus
 

0 Komentar