Kota Tasik Tetapkan KLB, Kasus DBD Meningkat Dua Kali Lipat

Tasikplus.com-Laporan mencatat, warga terkena penyakit DBD di Kota Tasikmalaya, meningkat di perjalanan tahun 2024. Bahkan dengan peningkatan dua kali lipat dibanding kejadian sebelumnya. 

Karena itu, pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan sudah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue (DBD) ini. 

Peningkatan kasus DBD sejak awal bulan Januari hingga Juli tercatat 1.286 orang, menyebabkan empat orang meninggal dan 18 orang menjalani perawatan di RSUD Dr Soekardjo serta rumah sakit swasta.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengungkapkan, peningkatan kasus DBD ini seiring perubahan musim cukup ekstrem yang kemudian kini mulai memasuki musim kemarau. 

Sehubungan itu, pihaknya mengingatkan warga lebih hati-hati, menjaga kesehatan, kebugaran. Serangannya sudah dalam status waspada. Setelah Provinsi Jabar menetapkan KLB, secara otomatis di Kota Tasikmalaya dalam status sama.

"Penetapan status kejadian luar biasa, telah mencatat jumlah angka terkena hingga 1.286 jiwa", ujarnya sembari menyebutkan ada laporan teranyar kematian empat orang.

Namun, masih aku dr Uus, peningkatan kasus DBD masih tetap berada di bawah angka nasional yang mencapai satu persen dan Kota Tasikmalaya di angka 0,3 persen atau di peringkat ke-18," bebernya, Selasa (30/7/24).

Ia menerangkan, perubahan musim sekarang ini cukup ekstrem, karena itu masyarakat harus selalu hati-hati. Pasien  kasus DBD bisa berubah dan bertambah, pun ini dipicu adanya varian baru. 

Berbagai langkah pengendalian, sebut dr Uus, terus dikendalikan guna menekan kasus DBD bisa berkurang, menekan penyebaran nyamuk aedes aegypty, halnya dengan melakukan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.

Menurut  Uus, untuk menekan serangan nyamuk ini juga harus ada perhatian semua pihak. Melakukan berbagai langkah terutama untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungan.

"Sebetulnya kami telah melakukan persiapan sejak bulan Oktober-Desember 2023 melalui grid hingga gerakan satu rumah satu jumantik kepada 1.000 orang kader posyandu", katanya. 

Gerakan ini harus selalu dilakukan, tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di sekolah, madrasah, ruang publik, dan kantor-kantor, terus  berupaya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," pungkasnya. red
 

0 Komentar