Cegah Stunting, Putih Sari: Optimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Anggota DPR RI Putih Sari dan BKKBN yang menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Kab.Bekasi, Minggu (21/1), mengabadikan kegiatan dengan foto bersama. Materi edukasi lebih menekankan pentingnya memerhatikan periode 1000 HPK.
Tasikplus.com-Masa 1000 hari pertama kelahiran (HPK) merupakan periode emas dalam pertumbuhan anak. Pun saat krusial, di periode ini bertumbuhnya organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ lainnya mulai terbentuk, untuk terus berkembang.

Pada perjalanan ini juga sekaligus periode rentan bagi bayi bisa tepapar sejumlah penyakit. Dan, salah satu cara untuk melindungi bayi sekaligus mengoptimalkan tumbuh kembang anak adalah dengan memberikan air susu ibu (ASI) kepada sang buah hati.

Demikian dikemukakan anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari, saat mengisi materi kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Gedung Serba Guna Wanasari, Cibitung, Kabupaten Bekasi.

Pelaksanaan sosialisasi itu, Minggu (21/1/24). Hadir juga Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga BKKBN Jabar, Adang Syamsul Hadi, dan Kordinator Bina Ketahanan Remaja Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi, Ermina Radiyantati.

Menurut Putih Sari, masa 1000 HPK dihitung sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan selama 270 hari. Plus rentang waktu selama tahun atau 730 hari setelah bayi lahir. Ia mengurai hal itu dengan terus mengingatkan pentingnya mencegah terkena stunting.

Anggota parlemen ini kembali mengajak warga Bekasi bersama-sama mencegah stunting. Salah satunya dengan mengoptimalkan 1000 HPK sebagai periode emas tumbuh kembang anak. Sasaran prioritas percepatan penurunan stunting kalangan ibu hamil dan keluarga yang memiliki baduta.

“Sebaiknya para ibu tak melepas ASI selama dua tahun berturut-turut. Juga jangan sembarangan memberi asupan atau makanan yang tidak bergizi. Ini bisa mengakibatkan bayi jadi kekurangan gizi. Pertumbuhan sang buah terhambat. Ini yang kemudian menjadi pemicu stunting pada baduta,” papar anggota Fraksi Gerindra itu.

Di tempat sama, Adang Syamsul Hadi menambahkan, ikhtiar cegah stunting dengan selalu memerhatikan konsumsi makanan segar dan bergizi. Lalu, kepada para ibu guna mengontrol pertumbungan anaknya, biasakan bawa anaknya ke Posyandu. Ini akan membuat tumbuh kembang anak termonitor dengan baik.

Imbauan serupa datang dari Hermina Radiyantati. Khususnya kepada para suami untuk menjauh saat masih merokok dari ibu hamil. Kemudian hal sama (hindari asap rokok) bagi para remaja. Termasuk pada mereka yang bersiap memasuki jenjang pelaminan atau para calon pengantin. gus/rls
 

0 Komentar