Menjadi catatan tersendiri. Kinerja program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) Jawa Barat, sempat tertatih terpengaruh pandemi Covid-19. Kemudian moncer di pengujung tahun 2020.
Seperti banyak mengemuka, dampak merebaknya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), memengaruhi banyak aspek aktivitas masyarakat. Pun dengan kegiatan dan pelayanan program Keluarga Berencana (KB), banyak fasilitas layanan yang terganggu.
"Sejumlah fasilitas kesehatan tidak bisa melaksanakan pelayanan KB. Kami menyadari bahwa para petugas dan fasilitas kesehatan prioritas pelayanan bagi penanganan Covid-19,” ujar Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana.
Hal itu ia ungkapkan saat bertemu sejumlah jurnalis dalam "Media Gathering Bangga Kencana 2020" di kantornya, Kamis 31 Desember 2020. Namin, sebut ia lagi, pandemi tak lantas membuat kinerja Bangga Kencana jalan di tempat.
Dengan memerhatikan protokol kesehatan, BKKBN berusaha melancarkan langkah-langkah, strategi program. Pihaknya berusaha tetap memfasilitasi pelayanan kontrasepsi, termasuk tturut membantu menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan.
"Kami mengeluarkan kebijakan khusus dalam mendistribusikan alat dan obat kontrasepsi (alokon). Jika sebelumnya alokon hanya tersedia di fasilitas kesehatan dan bidan praktik, selama pandemi para petugas diberikan tugas tambahan untuk mengantarkan pil dan kondom ke keluarga sasaran. Keberlangsungan pemakaian kontrasepsi merupakan prioritas utama,” beber Kusmana.
Hasilnya, pelayanan KB di Jawa Barat kembali bergeliat. Meski sempat ada prediksi potensi angka kelahiran meningkat di masa pandemi Covid-19, yang diulas Uung kinerja program Bangga Kencana cukup meroket memasukk pengujung tahun 2020.
Sukses menjalankan skenario darurat pelayanan KB selama pandemi, kemudian sprint mengejar ketertinggalan. Dua momentum besar, sitir Uung, menjadi titik balik kebangkitan Bangga Kencana.
Pertama, peringatan ke-27 Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni 2020 yang menargetkan 1 juta akseptor secara nasional. Kedua, peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia pada 26 September 2020 yang membidik 250 ribu peserta KB nasional.
Dalam dua momentum tersebut, Jabar sukses mengatrol capaian peserta KB secara signifikan. Dari 1 juta akseptor yang dilayani dalam momentum Harganas 2020, hampir setengahnya berasal dari Jawa Barat. Tepatnya, 454.226 akseptor.
Angka itu menempatkan Jabar paling superior di antara provinsi lain di Indonesia. Sementara, pada momentum Hari Kontrasepsi Sedunia, Jabar melayani 40.787 peserta KB. Jumlah tersebut belum termasuk 152 peserta KB metode operasi pria (MOP) atau vasektomi dan 486 metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi. Jika semuanya dihitung, jumlah yang terlayani mencapai 41.425 orang.rls
0 Komentar