Hujan yang turun dengan intensitas tinggi di wilayah selatan
Kab.Tasikmalaya, selain membuat tergenang beberapa perkampungan, sebelumnya
pada akhir Oktober lalu, mengisahkan ambrolnya saluran irigasi Padawaras.
Saluran irigasi yang ambrol, mengairi ribuan hektar sawah dan ladang di wilayah
lokasi irigasi, Kec.Cipatujah, Kab.Tasikmalaya.
Dampak rusaknya sumber pengairan ini bisa menyendat/terputusnya aliran
air ke lahan warga. Hal itu seperti dikemukakan kepala desa setempat. "Praktis
aliran air ke beberapa desa di Cipatujah,terputus. Padahal saat ini memasuki
musim tanam seiring mulainya turun hujan," kata Kepala Desa Bantarkalong,
Yayan Siswandi, Selasa pekan lalu.
Kejadian ambrol, sambungnya, Minggu (28/10). Berada pada saluran primer
dengan konstruksi beton persegi memiliki lebar sekitar 2,5 meter. Dengan
panjang kerusakan sekitar lima meter. Akibatnya, pasokan air terputus. Lahan pertanian
yang akan mengalami sendatan jika tak segera ditangani, di Desa Bantarkalong,
Darawati, Padawaras, Kertasari dan Desa Sindangkerta.
Kepala desa berharap, ini segera ada penanganan. Titik lokasi saluran
yang ambrol itu persisnya di Blok Ciluncat, Desa Bantarkalong, Cipatujah. Dengan
tersendatnya aliran air akibat ambrol, aparat terkait di UPTD Pengelola Sumber Daya
Air (PSDA) Wilayah Sungai (WS) Ciwulan-Cilaki Tasikmalaya, Dinas PSDA Jabar, pun
tak lama berupaya melakukan penanganan
“Insya Alloh ditangani,” sahut Kepala UPTD WS Ciwulan-Cilaki, Dikky Ahmad Sidik, saat dikonfirmasi via
jejaring WhatsApp, beberapa hari lalu. Penanganan sementara di aliran daerah
irigasi (DI) ini, ungkapnya, memasang bronjong batu di titik ambrol. Itu untuk
menahan potensi longsoran lebih meluas. Kemudian berusaha tetap melancarkan
arus air.
Yang diproyeksikan menyalurkan air sementara itu dengan memasang
sambungan drum-drum. Pada langkah awalnya, menempatkan batang-batang bambu sebagai
penahan drum-drum yang nantinya terpasang di sekitar lokasi ambrol. Dalam data
yang dipegang Diki, luasan DI Padawaas berdasar Kepmen 1.260 hektar. Tapi
kenyataan lapangannya mengaliri 1.800 hektar.
Ketika ditanya dugaan pemicu ambrolnya saluran irigasi, menurut Diki,
ada kaitan dengan struktur tanah di dasarnya berasal urugan. Bukan tanah asli
setempat. “Kelihatannya, dulunya seperti itu soal tanah di bagian bawah saluran
irigasi yang ambrol itu,” jawab dia seraya menambahkan, kondisi tanah itu
sekaitan proses pengerjaan cat and fil/.
Yang teramati berikutnya lagi, ambrolnya DI Padawaras, menyusul gorong-gorong
pecah di bawah saluran. “Adapun sekaitan kebutuhan penanganan untuk airnya saat
ini yang kita lakukan, dengan menempatkan talang air,” ulasnya ketika ditanya
opsi penanganan yang diarahkan pihaknya. gus
0 Komentar