Templet bertuliskan #BUKANWALIKOTA bentuk kekecewaan publik atas kepemimpinan Wali Kota Viman Alfarizi |
Tasikplus.com - Aksi unjuk rasa berbagai elemen masyarakat silih berganti mendatangi gedung Balai Kota Tasikmalaya. Mulai dari gabungan Ormas/LSM, organ taktis mahasiswa, hingga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Tasikmalaya.
Mereka menyuarakan tuntutan yang sama, menilai Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan, gagal menghadirkan solusi konkret dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. Viman dianggap lebih fokus pada kegiatan seremoni yang dinilai tidak menyentuh akar permasalahan di masyarakat.
Kekecewaan nampak terlihat dari aksi gabungan Ormas/LSM, pada Rabu (28/5/2025) lalu. Aksi dilakukan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Ormas Tasikmalaya (FKPOT). Saat itu, massa aksi hanya ditemui oleh Sekretaris Daerah bersama sejumlah kepala OPD.
Aksi unjuk rasa kembali terjadi pada Senin, (2/6/2025). Kali ini gabungan BEM dari berbagai perguruan tinggi di Tasikmalaya turun ke jalan. Lagi lagi, para pengunjuk rasa harus menerima kenyataan bahwa orang nomor satu di Kota Tasikmalaya enggan untuk menemui mereka.
Ketidakhadiran Wali Kota Tasikmalaya menemui massa aksi, dianggap sebagai bentuk sikap apatis terhadap kritik yang disuarakan publik.
Ketua BEM Universitas Siliwangi, Muhamad Risaldi, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan konsolidasi kembali untuk menyiapkan aksi lanjutan dengan estimasi massa yang lebih besar.
"Aksi hari ini jauh dari ekspektasi. Tidak ada dialog, tidak ada respon. Dalam waktu satu bulan kedepan, kami akan turun kembali dengan jumlah massa yang lebih besar dan tuntutan yang lebih tegas," tutur Risaldi, kepada wartawan usai aksi, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, selama 100 hari pertama kepemimpinan Viman Diky, tidak terlihat adanya langkah konkret yang menyentuh kebutuhan masyarakat. Ia menilai program kerja Wali Kota hanya sebatas slogan tanpa implementasi nyata.
"Jika dikalkulasi, mayoritas kegiatan Wali Kota selama 100 hari ini hanya bersifat seremonial. Tidak ada substansi, tidak ada solusi," ujarnya.
Aksi sempat memanas saat mahasiswa memaksa masuk ke halaman Bale Kota. Aparat kepolisian yang berjaga langsung menghalau massa, hingga sempat terjadi aksi saling dorong. Kendati demikian, situasi berhasil dikendalikan tanpa insiden serius. Pid
0 Komentar