Nurhayati: Stunting Ancaman bagi Indoensia

Selepas memberikan materi, Nurhayati Effendi (keempat dari kanan) beserta Elma Triyulianti dan jajaran undangan, mengabadikan kegiatan dengan foto bersama yang hadir. 
Tasikplus, 11 Agustus 2023                                                                                          Mengunjungi wilayah Kec.Cikatomas, Kab.Tasikmalaya, anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi bersama tim kerja Perwakilan BKKBN Jabar, mengisi kegiatan Promosi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus.

Kegiatan tersebut dihadiri berbagai kalangan warga, para kepala desa, kalangan tokoh, ibu-ibu kader, serta unsur aparatur pemerintahan daerah. Dikonsentrasikan di GOR Desa Gunungsari, Jumat (11/8).

Di hadapan yang hadir, Nurhayati menilai, stunting merupakan ancaman bagi Indonesia. Alasannya, anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik, melainkan berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan otak.

Stunting sangat memengaruhi masa depan anak. Dalam skala lebih luas, ini bisa berdampak bagi masa depan bangsa. Karena itu, seluruh elemen bangsa mempunyai kepentingan mewujudkan Indonesia bebas stunting. Sehingga semua harus berperan.

Ia cukup menegaskan, semua mesti berperan, melibatkan lintas sektor terkait. Upaya percepatan penurunan stunting bukan saja tanggung jawab BKKBN sebagai ketua pelaksana program. Melainkan perlu melibatkan semua pemangku kepentingan.

“Ini menjadi tugas kita semua. Ingat, dengan stunting berisiko terjadinya lost generation, sebuah gambaran potensi anak-anak yang hilang akibat kondisi gizi buruk. Ini berbahaya bagi keberlangsungan sebuah bangsa-negara. Stunting merupakan ancaman negara. Kita harus bersama-sama memeranginya,” ulasnya.

Dampak jangka pendek dan panjang
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak Perwakilan BKKBN Jabar, Elma Triyulianti, yang juga menjadi narasumber dalam acara mengungkapkan, stunting memiliki dampak jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.

Pada jangka panjang, dengan stunting menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemudian, menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.

“Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK) akan membuat kemampuan tumbuh-kembang anak menjadi lebih baik. Pada tahap kehamilan, bayi sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik,” terang Elma.

Elma menekankan agar ibu memperhatikan jenis makanan, bentuk makanan, porsi, serta frekuensi makanan yang diberikan kepada buah hati. Guna memenuhi kebutuhan makanan sehat, ada lima kelompok makanan yang perlu dipenuhi asupannya, yaitu biji-bijian, buah-buahan, sayuran, daging, dan susu.

“Selain itu, stimulasi harus dilakukan sejak dini dan berulang-ulang supaya pembentukan sinaps atau hubungan antarsel saraf otak semakin kuat’, pungkasnya. red
 

0 Komentar