Pesan RK Ajak Cegah Stunting di Peresmian GTCC Kota Tasikmalaya

Gubernur Ridwan Kamil didampingi PJ Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, mengingatkan pentingnya cegah stunting di acara peresmian GTCC Kota Tasikmalaya.
Tasikplus, 22 Februari 2023                                                                                                  Gubernur Jabar Ridwan Kamil (RK), meresmikan hadirnya Gedung Tasik Creative Center (GTCC), Kota Tasik, Selasa (21/2). Berdiri megah di kawasan Kompleks Olahraga Dadaha, prasarana itu jadi pusat kegiatan kreativitas kalangan muda Kota Tasik.

Saat memberi sambutan, gubernur mengingatkan, warga Tasik sejak dulu punya tingkat kreativitas tinggi. Banyak industri UMKMnya. Potret itu hingga sekarang masih tampak. Cukup populer di produk kulinernya, fasyennya, dll.

Ia mengajak jajarannya untuk lebih mendorong kalangan pemuda produktif. Tak membiarkan mereka bingung. Tapi bikin dia sibuk, sampai berjiwa produktif dan kompetitif. Kehadiran GTCC yang memuat 6.903 kegiatan produk kreativitas, disambut positif gubernur.

“Dengan jumlah penduduk muda capai 70%, sekitar 23 tahun ke depan diprediksi, Indonesia akan menjadi negara ekonomi ketiga atau keempat terbesar sedunia. Syaratnya pemuda produktif, kompetitif, dan tidak ada stunting di antara kita,” sebut RK.

Ia kemudian menggarisbawahi soal stunting. “Paham kaum stunting? Anak gagal tumbuh , badannya kecil otaknya lemot. Saat ia pemuda kelak, tidak berdaya, tidak bisa berkompetisi. Tidak bisa merambah kerja. Tangannya selalu di bawah seumur hidupnya,” beber gubernur.

Untuk pemuda semodel itu, jumlahnya banyak. Bayangkan, pada tahun 2045 sebuah negara dengan 70% penduduknya adalah anak muda dengan kondisi stunting. Sehubungan itu, ia mengajak untuk berupaya mencegah anak terkena stunting.

“Jika anak mudanya produktif, kreatif seperti di Kota Tasik, yakin Indonesia juara, negara adidaya. Tapi kalau gagal, mimpi itu hanya obrolan-obrolan yang sia-sia”, tandas RK.

Pesan selebihnya gubernur melalui jajarannya, mengingatkan ibu-ibu turut cegah stunting, sejak proses kehamilan. Saat upaya di fase sudah di usia bayi, itu sudah telat. Recovery ratenya hanya 25%.

“Yang betul itu, sebelum anak kena stunting, perhatian tertuju pada ibu-ibunya. Intervensinya terhadap ibu hamilnya. Siap intervensi?” tanya RK, seraya melanjutkan upaya intervensi dengan cara senantiasa memastikan pemberian makanannya bergizi.

Pada setiap tahun jumlah ibu hamil penduduk Jabar mencapai 800 orang. Jika ingin menjadikan pemuda produktif, kompetiti, dia tidak boleh stunting. Untuk tidak stunting ibu hamilnya harus sehat.gus
 

0 Komentar