Tasikplus, 16 Februari 2023 Satu pendekatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, menyasar warga satuan pendidikan memahami kebencanaan. Mengampanyekan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Langkah konkretnya dengan mendatangi sekolah-sekolah jenjang pendidikan SMP dan SD, memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kebencanaan. Kegiatan dimulai sejak Januari lalu. Hingga memasuki Februari ini sudah puluhan sekolah dikunjungi.
Kedatangan ke sekolah dengan membawa beberapa instruktur tentang kebencanaan. Warga sekolah diajari cara bertindak saat ada bencana, seperti dengan segera mengamankan diri ke bawah meja, tak panik, kalau ke luar ruangan menempatkan tas di atas kepala.
“Malah, yang lebih penting lagi dari kegiatan ini adalah anak-anak memahami cara evakuasi mandiri. Ini penting, seperti setingkat murid TK di Jepang sudah bisa melakukan evakuasi mandiri”, sebut Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, H Ucu Anwar S.
Petugas BPBD hingga dalam sesi praktik mengajari warga sekolah teknis melakukan evakuasi mandiri. Sampai para guru dan tendiknya dibimbing melakukan layanan mitigasi. Mereka usung tagline, “Kenali bahayanya untuk mengurangi risikonya”.
Yang jadi fokus KIE lainnya, sambung Ucu, bagaimana mengurangi risiko kerugian saat terjadi bencana. Kemudian, memahami bencana itu apa? Bencana bukan sekadar bencana alam. Tapi banyak. Malah, ada materi tambahan penanganan saat ada kebakaran.
Pengakuan Ucu berikutnya, penting berbagai pihak memahami mitigasi bencana, tindakan yang mesti dilakukan saat ada kejadian guna mengurangi risiko yang ditimbulkan. Apalagi penanganan kebencanaan tak mungkin hanya oleh institusi BPBD.
“Nah kembali ke anak-anak di sekolah lagi, kalau mereka faham, ia nanti sudah bisa menganalisa apa yang harus dilakukan manakala ada kejadian. Hingga tanpa ada pelatihan sekalipun kalau sudah faham, mereka bisa mengambil langkah apa yang mesti dilakukan,” imbuhnya. red
0 Komentar