Akademisi Unsil Beri Keterampilan Warga Model Biokonversi Sampah Organik Menjadi Pakan Ternak/Ikan



Memberikan keterampilan tentang biokenversi sampah organik oleh dosen Unsil, tak saja dengan pendekatan paparan teori tapi mereka bimbing juga dengan langsung praktik.

Sejumlah warga mengikuti kegiatan pemanfaatan sampah organik. Dibuatkan produk bernilai, sekaligus memasilitasi peluang kerja bagi mereka. Melalui satu rangkaian pelatihan, kegiatan tersebut dilancarkan tim dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Unsil, di wilayah Kab.Ciamis. Menjabarkan program pengabdian pada masyarakat (PPM). Memberi pelatihan biokonversi sampah organik menjadi sumber protein untuk pakan ternak dan pakan ikan.
Dari keterangan yang diperoleh, proses biokonversi sampah organik menjadi sumber protein, merupakan tema teknologi yang hendak ditularkan kepada warga masyarakat, khususnya para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Al Hilal, Kelurahan Kertasari, Kec. Ciamis.  Proses biokonversi ini berbasis budidaya hermetia illucent atau lalat BSF (black soldier fly) menghasilkan larva yang dapat digunakan untuk pakan ternak dan pakan ikan.
“Dengan keterampilan budidaya BSF ini, diharapkan warga dapat mereduksi volume sampah organik yang mengalir ke TPA, menghasilkan larva BSF yang dapat digunakan untuk pakan, mendapat tambahan penghasilan, karena larva BSF laku dijual sebagai pakan,” ujar Suyudi SP MP, koordinator pelaksana lapangan biokonversi sampah organik, dalam satu keterangan
Selain memahami proses olah/pemanfaatan sampah, harapan lainnya, menciptakan peluang usaha bagi masyarakat, karena dapat dikerjakan oleh kebanyakan orang. Tidak harus dilakukan semata oleh orang terdidik. “Dan, lalat BSF ini bukan vektor penyakit, sehingga aman untuk dibudidayakan,” jelas Suyudi.
Kegiatan pelatihan budidaya lalat BSF mendapat respons positif dari warga masyarakat, terutama petani ikan dan ayam bukan ras. Pelatihan yang dilaksanakan di Kampung Bolenglang itu, tidak hanya diikuti oleh warga setempat, namun juga diikuti oleh warga asal kecamatan lain. Program bimbingan, dimulai sejak Juli 2019.
Ketua tim pelaksana PPM, Hendar Nuryaman SP MP menambahkan, kegiatan pengabdian kepada  masyarakat ini dilakukan selama delapan bulan. Selain memberi pemahaman dengan pendekatan ceramah dan diskusi, guna memaksimalkan pemberian materi ditambah pula kegiatan bagi peserta dengan malakukan praktik biokonversi sampah organik ini.
Selebihnya, Hendar menerangkan bahwa kegiatannya memenuhi tuntutan kewajiban bagi kalangan dosen. “PPM dibiayai oleh DRPM Kemenristekdikti, merupakan wujud pengabdian wajib yang harus dilaksanakan oleh dosen. Sebagaimana diketahui bahwa seorang dosen wajib melaksanakan pengabdian di samping pengajaran dan penelitian,” imbuhnya.
Sementara itu, H Tito Ahmad Setra, salah seorang anggota DPRD Kab. Ciamis yang turut mengikuti acara penyuluhan tersebut, menyambut baik dilaksanakannya penyuluhan oleh warga kampus. Ia berharap pelaksanaan penyuluhan seperti ini bukan hanya dilakukan di satu tempat, namun dapat pulan dilakukan di tempat lain. gus
 

0 Komentar