Tasikplus.com-Dalam beberapa hari terakhir, intensitas hujan turun agak tinggi. Guyuran hujan membasahi lahan garap pertanian. Hal yang cukup disambut para penggarap lahan ini. Terlebih di lahan-lahan dengan kondisi daerah tadah hujan.
Seperti para petani penggarap pesawahan di wilayah Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jabar. Sambut suka setelah di daerah ini cukup dihadapkan ketidaksediaan sumber pengairan teknis, seperti irigasi. Area kantong penampung air hujan masuk di situ (danau) sementara.
Namun, kabar berikutnya tantangan bercocok tanam tak kalah uji. Mengalami krisis. Krisis penggarap sawah. Di wilayah paling selatan Kota Tasik ini pekerja pertanian pesawahan makin sulit. Tinggal sosok-sosok tua yang makin terbatas.
Para pemilik sawah harus menunggu giliran pekerja yang itu-itu saja. Seperti dalam hamparan pesawahan yang terkonsentrasi di blok Tamansari, seringkali pemandangan padi menguning tertahan lama, tak segera dipetik/panen lantaran tak ada tenaganya.
Areal luas pesawahan ini berada di aliran barat laut outlet Situ Cibeureum, terkelilingi lingkungan warga Tamansari Kelurahan Tamanjaya, Selaawi dan Cikadu Kelurahan Mugarsari, serta Ciwaas Kelurahan Sukahurip.
Pekerjaan bajak ada sewaan mesin traktor. Namun ketika mulai tandur, oyos, pupuk, sampai panen, aku Hasan, pemilik sawah di Tamansari, dirasanya pekerja untuk ini sangat sulit.
Para generasi muda tak menolehnya. Memilih di pekerjaan lain, ke kota atau jadi buruh bangunan. Di musim petik panen sebulan lalu, Hasan sampai harus mencari tenaga ke luar daerah. Metik panen sampai berhari-hari.
Padi siap panen hingga mulai //muragan// (berjatuhan) sendiri. Selain Hasan, ada juga sosok Agus, warga Ciwaas Depok yang mendesing terkabarkan cukup direpotkan sulitnya pekerja di sawahnya.
Untuk bisa melangsungkan cocok tanam di beberapa petak sawahnya, Agus, mesti menunggu warga dari daerah lain yang sudah beres di tempat lainnya. Pekerjaan berbasah-basahan di sawah seperti tak lagi memberi daya pikat kalangan muda. Krisis regenerasi kontradiktif dengan laju populasi.
Cara kerja instan, di lingkungan keramaian bermode modernitas, menyedot pikiran kalangan muda saat ini. Apalagi dengan demam gadget. Menyusutnya penggarap sawah bukan hanya di wilayah Kecamatan Tamansari, namun sudah meluas dialami wilayah lainnya.
Jika terus absen solusi hingga intervensi peralatan berbasis teknologi, sepintas pengamatan, di gerbang ketelantaran garapan lahan pertanian khususnya pesawahan untuk memertahankan produktivitasnya ke depan. red
0 Komentar