Prof Yus: Pemimpin di Lembaga Pendidikan Bisa Menyetir Salah Arah

Prof H Yus Darusman
Tasikplus.com - Rektor Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya, Prof H Yus Darusman, melantik pejabat baru Wakil Rektor (Warek) I Unper, Dr Dona Setia Umbara, beberapa hari lalu. Kursi jabatan warek itu agak lama kosong.

Dona Umbara sebelumnya mengisi dekan Fak.Pertanian. Pada pelantikan di satu ruang kampus Unper itu, bersamaan juga pengukuhan posisi lainnya terdiri kepala UPT BK-Kewirausahaan, dekan Fak.Pertanian dan wakil dekannya.

Ada yang cukup menarik pernyataan rektor Unper saat memberi pidato pelantikan. Ia mengingatkan, mengarahkan, dan menekankan pemimpin pendidikan untuk amanah, berwawasan luas. Senantiasa berpikir mengikuti tren kebutuhan perkembangan keadaan.

Menurut Prof Yus, pemimpin di perguruan tinggi adalah pemimpin di lembaga pendidikan. Sekaitan itu, otaknya pemimpin ini harus banyak memiliki wawasan kependidikanan. Di dalamnya antara lain meliputi (penguasaan) filsapat pendidikan. Itu harus backround di otaknya.

Filsapat itu mengajarkan kebenaran. Jika tak memahami itu, bisa jadi pemimpin pendidikan menyetir salah arah. Seterusnya bisa membuat membiarkan orang malapraktik pendidikan yang di dalamnya ada praktisi pendidikan. Ujungnya kemudian bukan membuat orang pintar tapi bodoh.

“Bodoh itu bisa berpengetahuan tapi sesat”, tandas rektor seraya masih menekankan jajaran pemimpin pendidikan harus memahami pula regulasi-regulasi pendidikan yang terus hadir. Halnya sekarang ada Permendikbud Nomor 53/2023 tentang Mutu Lulusan.

Tanpa memahami permen-permen ini juga sama, bisa mendorong perbuatan malapraktik, bertentangan dengan tuntutan dan kenyataan. Penuh harap apa yang terbangun, tercapai, di kampus Unper makin tersupport unggul dalam sistemnya.

Seperti ia sebut, sekarang beberapa prodi kampusnya sedang dalam proses atau menuju akreditasi Baik Sekali, tinggal satu langkah lagi menuju itu. Dalam perhitungannya, lima tahun cukup waktu menjadi kampus unggul.

Selain itu di formasi tenaga akademiknya yang kini di angka 50 persennya difasilitasi ke jenjang doktor. Tahun depan ada sekitar 20 dosen selesai jenjang doktornya. Hingga opsinya hadirkan Rumah Scopus, menunjang jajaran dosen meraih puncak jenjang profesor.

Kehormatan
Terpisah, Dr Dona saat ditanya berkenaan dengan jabatan yang dipercayakan, bagi dirinya tak ubahnya itu sebagai amanah sekaligus kehormatan. Tentunya dengan memaknai seperti itu harus diikuti komitmen bagaimana berkontribusi maksimal sesuai kemampuan.

“Saya punya harapan dapat memberikan kontribus lebih optimal. Berupa perangkat kerja yang lebih memadai, pembuatan-pembuatan SOP misalnya. Bangun iklim akademik yang lebih nyaman. Mahasiswa mendapatkan pelayanan terbaik, melalui kompetensi dan perilaku dosennya”, beber Dona. gus
 

0 Komentar