Tegaskan Pentingnya Cegah Stunting, Putih Sari Ajak Perhatikan Konsumsi Makanan Bergizi

Ratusan warga menghadiri kegiatan Promosi KIE Program Percepatan Penurunam Stunting, berlangsung di Desa Citeko, Purwakarta, Senin (18/9). Putih Sari dan pemateri lain mengingatkan pentingnya konsumsi makanan bergizi, ber-KB,dll. Untuk mencegah stunting.
Tasikplus.com - Penting cegah penyebaran stunting. Terdapat beberapa cara untuk menghindarinya. Di antara itu, perhatikan untuk selalu berkonsumsi dengan makanan bergizi. Ini berlaku bagi ibu hamil hingga anak usia dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Makanan bergizi tak berarti harus mahal. Sebab bisa diperoleh dengan murah.

Demikian antara lain mengemuka dalam kegiatan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunam Stunting di Wilayah Khusus yang berlangsung di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Senin (18/9). Acara itu dihadiri ratusan warga berbagai kalangan.

Mengunjungi kegiatan dan menjadi pemateri dalam acara, anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari. Kemudian, Ketua Tim Kerja Pengelola Pelayanan Keluarga Berencana Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Adang Samsul Hadi dan Kabid Pembangunan Ketahanan Keluarga Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta, Karwasih.

Putih Sari mengajak keluarga Purwakarta untuk secara aktif mencegah kelahiran bayi stunting. Caranya dengan mengonsumsi makanan bergizi, baik bagi ibu hamil maupun anak di bawah dua tahun (Baduta). Makanan bergizi, sambung Putih, bisa diperoleh di dekat rumah, bahkan di pekarangan.

Anggota legislatif asal Partai Gerindra ini mengingatkan, penduduk Indonesia sudah banyak. Urutan keempat di dunia. Penduduk banyak itu bagus saja jika berkualitas. Namun, jumlah yang besar hanya akan menjadi beban jika tidak berkualitas. Karena itu, upaya pencegahan stunting merupakan salah satu cara mewujudkan penduduk berkualitas.

Sementara itu, Adang Samsul Hadi mengemukakan, Cara lain yang penting dilakukan untuk mencegah bayi stunting adalah dengan alat atau obat kontrasepsi atau menjadi akseptor keluarga berencana (KB). Dengan KB memberikan kesempatan kepada ibu untuk memberikan pengasuhan optimal, juga memberikan kesempatan untuk memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif.

Giliran memberi materi, Karwasih menegaskan bahwa penanganan stunting bukan hanya tanggungjawab BKKBN, tapi semua pihak. Ini penting untuk menjadi catatan karena penyebab stunting bukan murni akibat kekurangan gizi. Penyebab lainnya adalah pola asuh yang tidak tepat dan sanitasi yang buruk.

“Orang kaya pun bisa berisiko stunting jika pola asuh tidak tepat. Sanitasi seperti jamban sehat juga sangat penting. Penanganan stunting perlu dilakukan dari hulu hingga hilir dan melibatkan semua pihak,” tegas Karwasih. red/rls
 

0 Komentar