Tergelar hasil sinergi anggota parlemen dari Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra bersama Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Tercatat peserta yang hadir asal berbagai kalangan itu lebih dari 200 orang.
Saat mengisi materi, anggota Komisi IX DPR RI, drg Putih Sari mengemukakan, berkenaan upaya pemerintah yang saat ini tengah bekerja keras menurunkan angka prevalensi stunting, di antara fokus cegah itu tak kalah penting dari masyarakat itu sendiri.
"Sejatinya, ujung tombak pencegahan stunting di masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Karenanya pemahaman terkait stunting ini harus benar-benar dipahami oleh masyarakat," kata Putih Sari.
Dengan memahami stunting, sambungnya, masyarakat dapat mengetahui bagaimana memperlakukan diri mereka sendiri, anak-anaknya, keluarganya sehingga rantai stunting ini bisa terputus.
Hal yang semestinya jadi perhatian pula, pesan anggota DPR ini, terhadap kaum ibu, untuk senantiasa memperhatikan pola asuh pada anak-anaknya. Terutama dari sisi perhatian dan gizinya harus benar-benar terpenuhi.
"Jangan sampai karena pemahaman yang tidak tepat, banyak ibu-ibu yang memberikan makan tanpa ada gizi yang benar," kata Putih Sari. Dalam bahasan lainnya, ia tekankan peran posyandu kelak makin inetns. Apalagi nantinya posyandu secara kelembagaan akan diformalkan.
Inisiasi berbagai program
Pada kesempatan sama, Sekretaris BKKBN Jabar Irfan Indriastono mengaku, pihaknya cukup mengapresiasi dukungan anggota Komisi IX DPR RI drg Putih Sari, terhadap percepatan penurunan stunting.
BKKBN, sebutnya, tengah terus menginisiasi berbagai program sebagai percepatan penurunan angka stunting. Di antaranya, menginisiasi perekrutan tim pendamping keluarga yang bertugas untuk mendampingi keluarga berisiko stunting.
Kemudian, secara formal dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting di semua level wilayah. Fokus kegiatan tak kalah pascakelarnya Perpres No. 72 Tahun 2021. Diharapkan seperti sudah ditargetkan memasuki 2024 ada penurunan signifikan prevalensinya.
Saat ini angka stunting di Jawa Barat masih berada di angka 20,4 persen. Untuk prevalensi stunting di Kabupaten Purwakarta masih di angka 21,8 persen. "Karenanya, kami akan terus melakukan promosi KIE semacam ini di beberapa titik lagi di Kabupaten Purwakarta," imbuh Irfan. red/rls
Saat mengisi materi, anggota Komisi IX DPR RI, drg Putih Sari mengemukakan, berkenaan upaya pemerintah yang saat ini tengah bekerja keras menurunkan angka prevalensi stunting, di antara fokus cegah itu tak kalah penting dari masyarakat itu sendiri.
"Sejatinya, ujung tombak pencegahan stunting di masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Karenanya pemahaman terkait stunting ini harus benar-benar dipahami oleh masyarakat," kata Putih Sari.
Dengan memahami stunting, sambungnya, masyarakat dapat mengetahui bagaimana memperlakukan diri mereka sendiri, anak-anaknya, keluarganya sehingga rantai stunting ini bisa terputus.
Hal yang semestinya jadi perhatian pula, pesan anggota DPR ini, terhadap kaum ibu, untuk senantiasa memperhatikan pola asuh pada anak-anaknya. Terutama dari sisi perhatian dan gizinya harus benar-benar terpenuhi.
"Jangan sampai karena pemahaman yang tidak tepat, banyak ibu-ibu yang memberikan makan tanpa ada gizi yang benar," kata Putih Sari. Dalam bahasan lainnya, ia tekankan peran posyandu kelak makin inetns. Apalagi nantinya posyandu secara kelembagaan akan diformalkan.
Inisiasi berbagai program
Pada kesempatan sama, Sekretaris BKKBN Jabar Irfan Indriastono mengaku, pihaknya cukup mengapresiasi dukungan anggota Komisi IX DPR RI drg Putih Sari, terhadap percepatan penurunan stunting.
BKKBN, sebutnya, tengah terus menginisiasi berbagai program sebagai percepatan penurunan angka stunting. Di antaranya, menginisiasi perekrutan tim pendamping keluarga yang bertugas untuk mendampingi keluarga berisiko stunting.
Kemudian, secara formal dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting di semua level wilayah. Fokus kegiatan tak kalah pascakelarnya Perpres No. 72 Tahun 2021. Diharapkan seperti sudah ditargetkan memasuki 2024 ada penurunan signifikan prevalensinya.
Saat ini angka stunting di Jawa Barat masih berada di angka 20,4 persen. Untuk prevalensi stunting di Kabupaten Purwakarta masih di angka 21,8 persen. "Karenanya, kami akan terus melakukan promosi KIE semacam ini di beberapa titik lagi di Kabupaten Purwakarta," imbuh Irfan. red/rls
0 Komentar