Santri Buya Syakur Kembali Berkhalwat

Para peserta khalwat ke-32/2023, mengikuti seremoni pembukaan menandai dimulainya kegiatan itu, Sabtu (20/5) malam, untuk pelaksanaan 40 hari, di aula Majelis Khalwat Buya Syakur, Hutan Sukatani, Indramayu.
Para santri KH Buya Syakur Yasin, kembali mengikuti Khalwat di kawasan hutan Sukatani, Desa Cikawung, Kec.Terisi, Kab.Indramayu, Jabar. Kegiatan keagamaan itu dibuka, Sabtu (20/5) malam. Dihadiri ratusan orang. Mereka atau pesertanya datang berbagai daerah/kota di Tanah Air.

Khalwat di lingkungan Pondok Pesantren (Pontren) Cadangpinggan, Indramayu ini, berlangsung setiap tahun. Pelaksanannya selama 40 hari. Kali ini yang ke-32. Mereka menempati tenda-tenda sederhana. Latar belakang pesertanya berbagai kalangan.

Pada pembukaan khalwat, Pengasuh/Pimpinan Pondok Cadangpinggan KH Buya Syakur, didampingi tamu pentingnya seorang pimpinan tarekat/tokoh spiritual asal Malaysia, Tuan Guru H Shaari Mohd Yusof. Kemudian, Guru Besar Fakultas Psikologi Undip Semarang, Prof Yohanis F La Kahija SPsi MSc.

Mengawali sesi pembukaan, ketua pantia pelaksana H Ubaedillah, menyampaikan tata cara berkhalwat seperti, selama 40 hari peserta berpuasa, memperbanyak bacaan dzikir. Tidur seperlunya. Ada istighosah malam. Peserta wajib mematuhi seluruh aturan yang diberlakukan, dll.

Yang menarik, seperti biasanya penyelenggara memasilitasi keperluan peralatan pembuatan tenda-tenda peserta, kebutuhan makan buka puasa dan sahur disiapkan selama kegiatan. Di area khlawat ada dapur umum, aula, toilet umum. Tempat laki dan perempuan dipisahkan.

Umumnya santri peserta khalwat ini, bukan usia pelajar yang masih mesantren di Pontren Cadangpinggan, Kec.Sukagumiwang, Indramayu. Melainkan para pengikut kajian Tasawuf Buya Syakur yang sudah berjalan bertahun-tahun. Kajian Buya Syakur sekarang biasa disiarkan chanel youtube-nya, pada tiap Ahad malam dan Kamis malam, pukul 20.00 WIB.

Cukup dipahami jemaah kajian Buya Syakur, khalwat adalah sebagai pendekatan perenungan, menyendiri dari keramaian. Selama pelaksanaannya hanya diisi berdzikir, mengosongkan hati dari keramaian. Merasakan kenyaman bermunajat. Menguatkan spiritualitas.

Mereka dalam asa menemukan titik keteguhan keyakinan kebenaran, setelah memetik rasa dalam keheningan, tertuju pada satu titik koneksi. Hingga itu menanami kesadaran kehambaan yang kokoh. 

Kebanyakan peserta berusia puluhan. Panitia menyaratakan ada izin keluarga tiap peserta. Di antara sosok di pelaksanaan tahun 2023, sepertinya peserta tak kalah termotivasi, dengan kesertaan seorang jenderal mantan Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol (Purn) Dr Dikdik Mulyana Arief Mansur SH MH. gus
 

0 Komentar