Selama pelatihan, para dosen tim kegiatan
PbM di Kelurahan Awipari, kompak mendampingi warga hingga benar-benar paham
bahasan.
Pengakuannya,
mereka menjabarkan darma dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Dengan stimulasi
keterampilan yang dinilai relevan pada kondisi saat ini. Dan, program pelatihan
dilaksanakan setelah sebelumnya melakukan survei kemudian memunculkan kebutuhan
itu.
Seperti
dikemukakan ketua tim pengabdian ini, Dr Puji Lestari, alat kebersihan berupa
cairan disinsfektan akhir-akhir ini cukup diperlukan masyarakat. Bersamaan
arahan pemerintah ke masyarakat untuk lebih memerhatikan kebersihan, kesehatan.
Menekan penyebaran paparan virus corona.
Di antara
upaya menekan penyebaran Covid-19 ini, dengan memanfaatkan cairan disinsfektan,
untuk menjaga kebersihan tangan. Selain selalu menggunakan masker, menghindari
kerumunan massa. Cairan disinsfektan juga biasa digunakan menyemprot/membersihkan
ruangan.
“Saat kebutuhan
tinggi suplai tak imbang, tak ayal membuat keberadaan disinsfektan di pasaran kadang
seret. Dari sini perhatian kita mencoba menyodorkan solusi. Menekan
ketergantungan dan bagaimana akhirnya masyarakat paham cara membuat
disinsfektan sederhana ini,” ujar Puji.
Yang
diangkat dalam Pbm ini, membuat disinsfektan berbahan alami, sederhana, dan
aman. Tim dosen pelaksana dominan asal Program Pascasarjana Unsil dan
melibatkan anggota tim dari prodi serta lab Biologi Unsil. Yang jadi sasaran
peserta pelatihan, 15 orang. Bearsal dari perwakilan warga RW.01 dan komunitas
Karang Taruna Awipari.
“Jumlah peserta kita batasi,
lantaran menghindari kerumun massa banyak,” kata Puji seraya menambahkan,
pelatihan berlangsung sehari, Sabtu pekan kemarin. Pembuatan disinsfektan menggunakan
bahan alami antara lain, daun sirih, daun/batang serai, dan jeruk lemon. red
0 Komentar