![]() |
Wasikin |
Menjadi cerita
dalam debut kontestasi pikada, setiap potensi kantong suara jadi bidikan para
kontestan. Tak terkecuali dengan jajaran atau kelompok ASN (aparatur sipil
negara) terutama yang memiliki basis massa binaan. Anggota (Bawaslu) Jawa Barat, Wasikin, mengingatkan hal itu memasuki pelaksanaan Pilkada
2020, Desember mendatang.
Anggota Badan Pengawas
Pemilu
(Bawaslu) menyampaikan hal tersebut dalam Sosialisasi Netralitas ASN jelang
Pilkada 2020 secara virtual. Difasilitasi BKKBN Jabar, diikuti 500 ASN terdiri
penyuluh keluarga berencana (PKB). Wasikin mendampingi
narasumber Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo.
Terdapat beberapa unit kerja dengan memiliki angka aparatur yang banyak.
Kata Wasikin, para petugas lini lapangan KB atau Bangga
Kencana termasuk paling rawan mendapat penggiringan suara. Bahkan, muncul
anggapan bahwa barangsiapa menginginkan menang pilkada, maka dia harus
menggandeng petugas KB.
“Ada anggapan jika
menguasai petugas KB di daerah, maka 30% kemenangan sudah di tangan. Petugas KB bukan hanya
jadi incaran inkumben, tapi juga calon
lain,” sebut Wasikin seraya menambahkan, pentingnya loyalitas ASN pada program, bukan
pada sosok pribadi kepala daerah.
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, imbuh
Wasikin, berlaku pembatasan
jumlah massa pada saat kampanye. Tahapan kampanye
hanya boleh diikuti 100 orang. Malah, kampanye
tertutup hanya boleh diikuti 50
orang. Dengan demikian, jika dalam 50 atau 100 orang tersebut terdapat ASN
BKKBN akan sangat mudah diketahui.
“Tos, netral bae. Enggak
usah takut ke sana ke mari. Karena,
punya hak pilih, nanti saja di TPS. Jangan di ruang terbuka. Kalau ada petugas
BKKBN, itu bakal kelihatan. Hindari saja,” pesan Wasikin. Menyitir soal
adanya sumbangan pada daerah binaan “Kampung KB” dari kandidat, sepanjang
manfaatnya lebih besar, diterima saja. Syaratnya, tidak ada perjanjian-perjanjian dengan kandidat.
ASN bandel
Pada kesempatan lainnya di kegiatan video conference itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, tak menampik adanya kemungkinan ASN bandel. Ia merujuk seperti
digambarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 lalu yang menyebutkan adanya gangguan mental ringan pada
sekitar 9% warga.
Tidak menutup
kemungkinan masih adanya ASN yang aktif mengarahkan dukungan kepada salah satu
kandidat.
Sangat mungkin ada ASN yang error. Menurut Hasto, pengidap gangguan mental ringan ini bisa jadi ASN,
guru, dokter, dan lain-lain. Karena itu, ia mengingatkan
jajarannya tak tergoda iming-iming atau pamrih.
“Saya memperkirakan
ada sekitar 6% ASN. Dari 100, ada enam
orang yang error. Gangguan mental emosial. Kalau ada dia, heboh. Mental
emosional dissorder. Itu biasa. Pengidap gangguan mental ringan ini bisa
jadi ASN, guru,dokter, dan lain-lain. Artinya, sangat mungkin terdapat ASN yang
error, termasuk dalam masa pilkada ini,”
beber Hasto.
Sadar posisi para
penyuluh KB rawan mendapat ajakan atau penggiringan, Hasto berpesan agar
seluruh ASN di lingkungan BKKBN,
senantiasa bijak menyikapi situasi politk di daerah. Jangan sampai seorang ASN
BKKBN tergoda iming-iming dari calon kepala daerah. Pamrih atas nama jabatan
atau materi. “Mereka yang tergoda
iming-iming materi termasuk kelompok yang sangat dibenci Allah SWT,” sebutnya. gus
0 Komentar