Komisioner KPAI, Retno Listyarti, Kamis lalu, mengunjungi SMP Negeri 1 Rajapolah, Kab.Tasikmalaya. |
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),
melakukan pantauan terhadap sekolah-sekolah untuk memastikan kesiapan
lembaga-lembaga pendidikan itu, bisa-tidaknya melaksanakan pola pembelajaran
tatap muka di masa pandemi Covid-19. Namun kemudian dalam pernyataan, umumnya
sekolah
masih harus menerapkan pembelajaran daring.
Harapan melaksanakan pola pembelajaran tatap muka (PTM), masih entah
sampai kapan. Komisioner KPAI,
Retno Listyarti, mengungkapkan, dari puluhan sekolah di Indonesia yang
dikunjungi terkait kesiapan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka, hanya
satu sekolah yang sudah siap.
Sudah beberapa kota timnya kunjungi. Baru satu sekolah dikatakan siap. Sekolah tersebut adalah SMK Negeri 11 Kota
Bandung. "Jadi hanya satu sekolah yang sudah siap. Lainnya masih harus
dibenahi lagi," kata Retno, saat meninjau kesiapan SMP Negeri 1 Rajapolah,
Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (10/9).
Pengakuan Retno, setidaknya
dirinya sudah mengunjungi 31
sekolah yang tersebar di wilayah Indonesia. Hampir semua rata-rata belum siap. "Yang sudah siap hanya satu yaitu SMK Negeri 11
Kota Bandung. Dari mulai insfrastruktur hingga tenaga pendidiknya. Sebanyak 15
item parameter layak tidaknya sudah terpenuhi," ujar Retno.
Bahkan bilik
disinfektan di SMK Negeri 11 Kota Bandung menggunakan bahan-bahan alami yang
sudah teruji efektivitasnya. "Termasuk juga disinfektan untuk kendaraan
yang masuk," katanya. Namun begitu,
bisa-tidaknya SMK Negeri 11 Kota Bandung melakukan KBM tatap muka, tetap
tergantung kebijakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat.
"Pernyataan kami pun bukan merupakan sebuah rekomendasi. Itu hanya hasil peninjauan lapangan. Karena faktor lain pun mesti diperhitungkan," sambungnya. Yang paling krusial adalah perjalanan anak, baik berangkat maupun pulangnya. "Kalau anak naik angkutan umum, sudah tentu ini juga berisiko dan harus masuk bahn pertimbangan," susulnya. gus
0 Komentar